Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga cabai merah di Kota Medan saat ini masih bertahan mahal. Bahkan kembali mengalami kenaikan setelah di akhir pekan lalu sempat menyentuh Rp 72.000/kg. Namun kini harga cabai merah naik lagi ke Rp 90.000/kg. Selain faktor cuaca, kebaikan ini juga karena mahalnya biaya produksi petani.
Namun berbeda dengan cabai merah, harga cabai rawit justru mengalami penurunan. Harga cabai rawit turun dari kisaran Rp70.000 menjadi sekitar Rp60.000 hingga Rp55.000/kg. Sementara bawang putih dijual Rp22.000/kg dan bawang merah Rp45.000 hingga Rp50.000/kg. Harga beras saat ini berkisar Rp9.500 hingga Rp13.000-an/kg.
Sementara itu, harga daging ayam terpantau masih stabil dikisaran Rp28.000 hingga Rp30.000/kg di Kota Medan. Lalu telur ayam stabil dikisaran Rp25.000/kg.
Menurut pedagang bahan pokok di Pasar Sei Sikambing, Jenni N, harga cabai merah sepertinya masih sulit turun dalam waktu dekat. "Distributornya bilang dari petani juga sudah mahal. Makanya sampai ke tangan pembeli makin mahal. Kalau dihitung-hitung, harga mahal ini sudah lama juga. Kadang pembeli merasa kesal karena harganya tidak turun-turun," katanya, Selasa (19/7/2022).
Sementara untuk harga sayuran, kata Jenni, relatif stabil. Permintaannya juga stabil. "Hampir sama setiap harinya, baik untuk stok maupun penjualan," katanya.
Senada dengan Jenni, pedagang bahan pokok lainnya mengaku harga cabai yang mahal membuat pelanggannya mengurangi pembelian. "Mereka kadang mencampurnya dengan cabai rawit. Banyak pembeli yang mengeluh," kata Ratna, pedagang di pasar yang sama.
Menurut Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, sejauh ini, dari pengamatan di pasar, harga cabai merah dan cabai rawit ini berpeluang untuk turun atau bertahan di level sekarang dalam beberapa hari kedepan. Hal ini dipicu oleh harga komoditas yang sama di sejumlah pasar di luar Provinsi Sumut yang mengalami penurunan.
'Secara keseluruhan sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat sampai saat ini masih bertahan mahal. Di hulu petani masih mengalami kesulitan untuk menurunkan biaya produksi seiring dengan mahalnya harga input produksi yang salah satunya dipicu oleh kenaikan harga pupuk dan pestisida," kata Gunawan.
Sejauh ini, kata Gunawan, pada bulan argustus baru akan terlihat ada sejumlah kebutuhan pangan yang akan bergerak turun seiring dengan memasuki masa panen. Dan di bulan Agustus, kata Gunawan yang juga penganat ekonomi ini, Sumut baru mencetak deflasi. "Di bulan Juli ini, sekalipun sejauh ini belum terlihat ada potensi deflasi, tapi bukan berarti deflasi," katanya.