Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Batubara. Kisah pilu dialami seorang bocah, Avena Zaitunisa berusia 11 tahun, sejak ditinggal ibunya merantau ke Malaysia, Zaitunisa terpaksa harus putus sekolah demi menjaga adik-adiknya.
Di rumah sederhana, di Dusun 4, Desa Mesjid Lama, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara, Zaitunisa tinggal bersama ayahnya, Ismail (57) serta kedua adiknya, Khairul Afiz (9) dan Abdul Majid (3).
"Dia (Zaitunisa) putus sekolah mulai kelas 3 SD, saat ibu (mamaknya) pergi ke Malaysia. Sudah 3 tahun mamaknya gak pulang-pulang. Kalau keinginan sekolah, masih ada. Tapi kalau dia sekolah, tidak ada yang menjaga adiknya. Sedangkan saya harus berkerja (mencari ikan dan kepiting). Terkadang pun sakit saya sering kambuh (asam lambung dan asam urat)," ujar Ismail kepada medanbisnisdaily.com, Selasa (26/7/2022).
Ismail mengaku, persoalan pendidikan anak-anaknya memang menjadi dilema, selain memikirkan pendidikan anaknya, ia juga harus memikirkan urusan ekonomi keluarga. Kalau harus membawa anaknya dalam bekerja, terlalu berisiko. Karena ia mencari ikan dan kepiting ditepi laut (lebih sering di rawa-rawa).
"Kalau aku lebih suka melihat anak-anak-ku sekolah. Tapi mau gimana, aku juga harus memikirkan cari makan keluarga. Kalau aku lagi cari makan, anak ku sekolah, siapa yang jaga adiknya," ucapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Ismail mengatakan, berkerja sebagai mencari ikan dan kepiting dengan penghasilan yang tidak menentu. Terkadang dapat hasil, namun terkadang tidak dapat hasil.
"Penghasilan per-hari tidak menentu. Kadang dapat, kadang tidak. Terkadang dari jual kepiting Rp 40.000. Tambahannya, dari perbaiki (membolo) sampan-sampan orang yang rusak. Kalau ditanya cukup, pasti tidak cukup. Tapi harus dicukup-cukupkan," tuturnya.
Dukungan/Bantuan Mulai Datang.
Mendapat informasi tentang kondisi keluarga Ismail, Tim Kadin Batubara Berbagi langsung menyambangi kediamannya di Desa Mesjid Lama, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara. Dalam kesempatan itu, Koordinator Tim Kadin Batubara Barbagi, Burhan Saleh bersama Loli Sastra menyalurkan santunan dan bantuan pangan (sembako).
"Semalam kita dapat informasi, hari ini kita langsung bergerak menyerahkan bantuan pangan dan santunan kepada keluarga Ismail. Ini merupakan bentuk perhatian Ketua Kadin Batubara, OK Faizal Djalil terhadap masyarakat Kabupaten Batubara. Semoga bantuan ini dapat bermanfaat," tuturnya.
Melihat kondisi keluarga Ismail, Burhan dan Loli Sastra merasa prihatin. Keluarga tersebut mendiami rumah yang sangat sederhana diatas bantaran sungai. Disatu ruangan didalam rumah, segala aktifitas dilakukan.
"Rumah keluarga Ismail menjadi perhatian kita. Bagaimana caranya rumah Ismail dapat kita perbaiki/rehab. Tapi masalahnya, tanah tersebut bukan tanah miliknya. Tapi nanti kita koordinasikan dengan pihak terkait," katanya.
Selain rumah, pendidikan anak-anaknya juga menjadi perhatian serius. Anak-anaknya ini harus tetap sekolah. Jangan karena masalah ekonomi, pendidikan anak terputus. Masa depan anak-anaknya masih panjang.
"Hal ini akan segera kita koordinasikan dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial. Bagaimana anak-anaknya ini tetap dapat sekolah. Karena keinginan dari Zaitunisa masih ada untuk sekolah," ujarnya.