Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Harga minyak dunia ditutup sedikit lebih rendah pada Selasa karena kekhawatiran ekonomi yang melambat dapat mengurangi permintaan. Ditambah lagi, beberapa ekspor minyak juga telah ditangguhkan pada pipa Druzhba Rusia-Eropa yang melewati Ukraina.
Saat ini, harga minyak mentah berada di bawah tekanan selama berminggu-minggu karena meningkatnya kekhawatiran resesi dapat memangkas permintaan minyak.
Minyak mentah Brent yang menetap di US$ 96,31 per barel, turun 34 sen atau 0,4% dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di US$ 90,50 per barel, turun 26 sen atau 0,3%.
Di sisi lain, Ukraina menghentikan aliran minyak di pipa minyak Druzhba ke beberapa bagian Eropa tengah karena sanksi Barat memblokir pembayaran dari Rusia menyangkut biaya transit.
Aliran di sepanjang rute selatan pipa Druzhba terpengaruh oleh penutupan ini, sementara rute utara yang menuju ke Polandia dan Jerman sama sekali tidak terganggu.
Awalnya, harga minyak bergerak lebih tinggi di tengah kabar pipa dan ekspektasi penutupan akan memperketat pasokan. Tetapi harga malah berbalik arah karena rincian penyebab gangguan menjadi lebih jelas dan aliran diperkirakan berlanjut dalam beberapa hari.
"Mempertimbangkan fakta bahwa bukan pihak Rusia yang menutup pipa, tetapi pihak Ukraina, itu akan menjadi situasi yang dapat diselesaikan lebih cepat daripada nanti," ujar Direktur Energi Berjangka di Mizuho, New York, Bob Yawger dilansir Reuters, Rabu (10/8/2022).
Penurunan harga ini menyangkut pembicaraan yang dilakukan negara-negara Eropa untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran sebagai upaya terakhir. Lebih lanjut, pada Senin, Uni Eropa mengajukan teks final untuk menghidupkan kembali kesepakatan Iran 2015.
Seorang pejabat senior Uni Eropa mengatakan keputusan akhir tentang proposal, yang membutuhkan persetujuan AS dan Iran itu diharapkan selesai dalam waktu beberapa minggu. Pembicaraan pun telah berlangsung selama berbulan-bulan tanpa kesepakatan.
Sementara itu, menurut Tanker Trackers, ekspor minyak mentah Iran mencapai 1 juta barel per hari di bawah rata-rata pada 2018 ketika mantan Presiden AS Donald Trump keluar dari perjanjian nuklir.
Perlu diketahui pula, persediaan minyak mentah AS juga menandakan permintaan yang melambat berdasarkan angka American Petroleum Institute. Stok minyak mentah naik 2,2 juta barel dalam sepekan yang berakhir pada 5 Agustus.
Harga minyak telah turun lebih dari US$ 40 dari nilai puncaknya menyusul invasi Rusia ke Ukraina yang membawa Brent ke US$ 139 per barel. Di sisi lain, analis memperkirakan penurunan kecil 400.000 barel dalam persediaan minyak mentah.(dtf)