Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Nama Deolipa Yumara tengah jadi perbincangan usai dirinya dipecat jadi pengacara Richard Eliezer alias Bharada E. Deolipa Yumara ternyata tak hanya berprofesi sebagai pengacara, dia juga seorang musisi yang membentuk grup Deolipa Project.
Grup Deolipa Project beranggotakan dirinya sebagai vokalis, Irul sebagai gitaris, Eta di posisi gitar juga, Denovan sebagai drummer, dan Ilham di posisi kibordis dan synthesizer. Deolipa Project tercatat memiliki satu album penuh dan satu album single.
Di tahun 2018, mereka pernah merilis single berjudul Cengkeroeng Ditangkap KPK. Setahun kemudian mereka merilis album bertajuk Mencari Kasih. Album yang masuk ke dalam kategori genre pop itu dirilis oleh RMV Records dan berisi 10 track.
Beberapa track di antaranya Duit, Mencari Kasih, Preman Berdasi, Lelaki Buaya, Untuk Cinta, hingga Tak Bisa Kembali. Semua album yang sudah dirilis oleh Deolipa Project bisa didengarkan di platform streaming digital.
Deolipa Project bisa dikatakan sebuah band yang baru merintis. Jumlah pendengarnya di platform streaming digital seperti Spotify masih belum banyak.
Selain menangani kasus Bharada E, Deolipa Yumara sebelumnya sempat menangani kasus Angel Lelga juga ketika artis tersebut bermasalah dengan token kripto. Kini namanya kembali disorot lantaran Bharada E mencabut pemberian kuasanya kepada Deolipa Yumara.
Tak hanya itu, sosoknya juga disorot karena menagih biaya Rp 15 triliun setelah pencabutan kuasa. Dalam sebuah wawancara, dia mengungkap alasan meminta biaya sebesar itu.
Ia mengatakan, tagihan itu ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Deolipa Yumara mengaku tidak menagih biaya Rp 15 triliun itu ke Bareskrim Polri.
"Tapi saya mintanya enggak ke Bareskrim (Badan Reserse Kriminal), kan (penunjukan) tugas negara, saya mintanya ke Pak Jokowi dong, Pak Presiden," katanya, di Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022), seperti dilansir dari detikNews. dtc