Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Padang Sidempuan. Tangisan emak-emak warga pribumi Kampung Bukit, Kota Padang Sidimpuan, Sumatra Utara (Sumut), pecah ketika berunjuk rasa di kantor DPRD Padang Sidempuan, Selasa (16/8/2022). Pasalnya sejumlah kepala keluarga hingga kini masih tertutup akses jalan. Sebanyak 2 rumah dihuni 4 Kepala Keluarga (KK) masih terisolir hingga saat ini.
Sejumlah emak-emak kampung bukit tak tahan menahan tangisnya ketika bertemu dengan dua orang anggota DPRD yang menjumpai mereka saat menggelar aksi unjuk rasa. Kedua anggota DPRD itu adalah Wakil Ketua I DPRD Padangsidimpuan, Rusydi Nasution dan Maulana Harahap anggota DPRD Padang Sidempuan dari Fraksi Golkar.
Di hadapan kedua anggota DPRD itu, emak-emak itu mengeluhkan apa yang mereka rasakan saat ini, momentum kemerdekaan yang dirayakan serasa masih terjajah. "Kami meminta kepada bapak-bapak anggota DPRD agar mau membantu, karena sampai sekarang rumah kami masih terisolir tidak ada jalan,"ujar mereka.
Dijelaskan, sejak pembangunan tembok sebulan yang lalu, anak-anak mereka jadi susah untuk pergi ke sekolah termasuk pergi salat ke Masjid. Karena jalan yang seharusnya dilalui jalan yang sudah ada sebelum tembok ada.
"Setelah ada tembok itu jalan untuk pergi ke sekolah dan masjid, anak-anak kami harus panjat tembok, dinding yang sengaja di tinggalkan berlubang karena masih bersengketa," tutur emak-emak itu.
Wakil Ketua DPRD Padangsidimpuan, Rusydi Nasution didampingi anggota Fraksi Golkar Maulana Harahap mengaku sangat prihatin dengan nasib yang dialami warga Kampung Bukit itu.
Ketakutan warga Kampung Bukit tersebut bertambah ketika turun hujan. Sebab, air langsung menggenangi rumah milik warga yang sedang terisolir. Air tidak lagi mengalir karena sudah dibendung dengan tembok dinding.
"Kami takut kalau hujan datang, sebab, tidak ada saluran drainase," cetus mereka.
Rusydi Nasution menjelaskan, sebagai anggota DPRD, berbagai usaha sudah dilakukannya agar tembok tersebut bisa dibuka. Namun, fungsi DPRD tidak bisa mengambil kebijakan. "Sejak awal, saya bersama Maulana Harahap sudah mendampingi masalah ini," ujarnya.
Dia baru mendapat informasi, surat dari kuasa hukum warga Kampung Bukit untuk menggelar rapat dengar pendapat (RDP) sudah diterima oleh DPRD. DPRD melalui Komisi I sudah melakukan pembahasan tentang warga Kampung Bukit yang masih terisolir.
"Kami juga sudah menyurati kantor ATR/BPN, namun sampai sekarang belum ada jawabannya," katanya.
Tanpa solusi pasti aksi demonstrasi warga kampung bukit ini berakhir begitu saja. Hanya saja masalah ini menjadi pekerjaan rumah buat pemerintah khususnya pemerintah kota Padang Sidempuan untuk bisa mengambil inisiatif. Solusi yang berkeadilan dan rasa kemanusiaan di Hari Ulang Tahun (HUT) ke 77 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Awal Mulai Tembok
Untuk diketahui kisah miris terjadi di Lingkungan II, Kampung Bukit, Kecamatan Padang Sidempuan Utara, Kota Padang Sidempuan, Senin (11/7/2022). Sejumlah anak terpaksa harus memanjat tembok untuk bisa keluar dari rumah mereka baik ke sekolah dan juga ke Masjid.
Sejumlah anak tersebut merupakan anak-anak sekolah, lima masih SD dan 1 anak tingkat SMA yang terdiri dari 4 keluarga yang tak bisa keluar rumah, disebabkan salah seorang warga pemilik salah satu hotel membangun pagar persis dijalan yang biasa mereka lalui.