Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. DPRD Medan pertanyakan alokasi anggaran infrastruktur sebesar Rp 1 triliun untuk menyelesaikan persoalan banjir di kota ini. Pasalnya Medan masih selalu banjir bila hujan turun. Seperti yang terjadi sejak Rabu 17 Agustus 2022. Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Medan, Rudiawan Sitorus, Kamis (18/8/2022)
"Masih terjadinya banjir di Kota Medan jadi bukti sebagai sikap kurang seriusnya Pemko Medan dalam membenahi permasalahan infrastruktur terutama drainase. Padahal kami menyetujui anggaran besar untuk menyelesaikan persoalan banjir dan infrstruktur. Alokasi anggaran yang besar tidak bisa dinilai sebagai satu keseriusan kalau implementasi di lapangan juga tidak beres, banjir ini buktinya,” ujar Rudiawan.
Anggaran infrastruktur yang saat ini menyentuh angka Rp 1 triliun, akan sia-sia saja jika pengelolaan anggaran dan implementasi di lapangan juga tidak beres. Harapan warga sangat besar ke Pemko Medan saat ini dengan program Medan Tajir (tanpa banjir). Ketika anggaran besar sudah disiapkan namun kenyataannya tetap saja banjir, kami patut mengevaluasi, ada apa?,” tanya Rudiawan
Seperti diberitakan sebelumnya, intensitas hujan tinggi yang terjadi di Kota Medan pada 18 Agustus 2022 pukul 01.00 WIB, menyebabkan Sungai Deli dan Sungai Babura meluap. Sebanyak 696 rumah, 2.247 jiwa atau 926 KK terkena dampak banjir. Bahkan, sekitar 30 jiwa harus mengungsi ke Masjid Mutaqqin Kelurahan Kwala Bekala.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Medan, M Husni, mengatakan, berdasar dari laporan pemantauan di daerah titik rawan bencana, tercatat di enam kecamatan di Kota Medan terjadi genangan air dengan ketinggian sekitar 40-100 cm.
"Jumlah pengungsi di Masjid Mutaqqin sekitar 30 orang yang beralamat di Jalan Luku Gang Bersama, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor. Ketinggian genangan air antara 80 centimeter sampai seratus centimeter," ujarnya kepada medanbisnisdaily.com.
Adapun data kecamatan yang direndam banjir, yakni:
1. Jalan Letjend Suprapto Kampung Aur, Lingkungan 3, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun. Sebanyak 182 rumah/90 KK/ 575 jiwa.
2. Jalan Perjuangan Setia Budi, Lingkungan 13 dan 19, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatan Medan Sunggal. Sebanyak 42 rumah/40 KK/104 jiwa.
3. Jalan Jamin Ginting Komplek Pamen, Lingkungan 3 dan 4, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Sebanyak 22 rumah/ 30 KK / 102 jiwa.
4. Jalan Sari Rejo, Lingkungan 6, Kelurahan Beringin, Kecamatan Medan Selayang.
5. Jalan Brigjend Katamso Gang Bidan, Lingkungan 8 dan 9, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun. Sebanyak 70 rumah/80 KK/194 jiwa.
6. Jalan Luku Gang Bersama, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor. Sebanyak 150 rumah/160 KK/485 jiwa.
Hingga kini, kata Husni, pihaknya terus melakukan pemantauan dan pendataan di lokasi banjir. Kemudian berkoordinasi dengan pihak lingkungan setempat dan emonitor perkembangan dan cuaca dari BMKG.
"Kami juga mempersiapkan peralatan evakuasi untuk masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Mempersiapkan peralatan dan bantuan terkait penanganan tanggap bencana banjir. Memantau perkembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) Kota Medan. Memberikan himbauan kepada masyarakat agar tetap siaga apabila terjadi kenaikan debit air secara tiba-tiba," terangnya.
Untuk korban di Jalan Luku Gang Bersama, lanjut Husni, pihaknya melakukan evakuasi sebanyak 5 orang yang terdiri dari 2 orang dewasa, 2 anak-anak, 1 balita. Kemudian juga mengevakuasi di Jalan Perjuangan Setia Budi, Kelurahan Tanjung Rejo, Kecamatab Medan Sunggal, sebanyak 9 orang yang terdiri dari 3 dewasa, 3 anak-anak, 3 balita.