Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sikap DPD Partai Golkar Sumatra Utara yang mengingatkan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, terkait prosedur penganggaran proyek pembangunan jalan dan jembatan senilai Rp 2,7 triliun, dinilai sudah tepat. Apalagi bahwa Gubernur Sumut dan Wakil Gubernur Sumut merupakan pasangan 'suami istri' sebagaimana disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi, maka semakin menunjukkan kritisi yang dilakukan partai beringin itu tidaklah salah dan bukan pula didasari rasa kebencian.
Hal itu disampaikan Ketua Depidar II Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Sumatera Utara, Sangkot Sirait, kepada wartawan di Kantor Depidar II Soksi Sumut, Jalan Abdullah Lubis, Medan, Sabtu (20/08/2022).
"Gubernur sendiri sudah mengakui pengibaratan Gubernur dan Wakil Gubernur adalah 'suami-istri'. Maka mestinya suami jangan marah atau jangan menganggap tak mendukung bila istri mengingatkan suami atas hal-hal yang dilakukan oleh anak-anaknya dalam hal ini SKPD," ujar Sangkot.
Ia mengatakan, mestinya Gubernur Edy Rahmayadi selaku 'suami' Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, mengajak bicara empat mata mendiskusikan problem "rumah tangga" yang ada. Karena Musa Rajekshah yang karib disapa Ijeck notabene adalah Ketua DPD Partai Golkar Sumut
"Bukan malah menceritakan persoalan rumah tangga di depan umum. Itu kan namanya mengumbar aib atau cakap kasarnya semacam mau "mematikan karakter" istri sendiri? Hingga wajar saja publik khususnya wartawan berasumsi seolah-olah telah terjadi perpecahan antara pasangan Gubernur dan Wagub Sumut," kata Sangkot.
Selain itu, Sangkot meyakini Partai Golkar Sumut yang merupakan satu di antara perahu pasangan Eramas (Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah) pada Pilgub Sumut 2018 lalu, selalu mendukung kebijakan Pemprov Sumut yang pro rakyat sesuai aturan perundang-umdangan yang berlaku.
"Golkar pasti berada di garda paling depan mendukung pembangunan di Sumut, memajukan infrastruktur dan menyejahterakan masyarakat Sumut. Apalagi saat ini Partai Golkar Sumut dikomandoi langsung saudara Ijeck yang merupakan Wakil Gubernur Sumut. Maka tentunya saudara Ijeck tak ingin pemerintahan yang ia pimpin bersama Pak Edy terjerembab dalam persoalan hukum atau memastikan kerja-kerja Pemprov Sumut tetap pada rel atau aturan yang ada," urai Sangkot lagi.
SOKSI sebagai satu di antara tiga Ormas pendiri Partai Golkar, tambah Sangkot, juga berharap agar Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mendengar aspirasi Partai Golkar dan melakukan kajian kembali secara cepat agar proses pembangunan segera berjalan namun dengan cara-cara dan prosedur yang benar.
"Apalagi pasangan Eramas ini didukung Partai Golkar pada Pilkada Sumut 2018. Jadi kita berharap Pak Edy jangan sekali-kali melupakan sejarah itu. Karena manusia yang paling baik adalah yang tak melupakan sejarahnya," harap Sangkot.
"Masyarakat khususnya wartawan pun harus memutar memori atau membuka lembaran berita yang pernah ada sebelumnya, bahwa saudara Ijeck juga pernah secara langsung dan gamblang mengkritisi kerja-kerja OPD Pemprov Sumut yang videonya sempat viral. Jadi semua itu semata-mata karena sayangnya istri mengingatkan suaminya agar tidak melenceng," tambah Sangkot mengakhiri.