Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Citigroup akan menutup bisnis perbankan konsumen dan komersial di Rusia. Hal ini sebagai bentuk protes atas perang yang terjadi di Ukraina.
Keluarnya Citigroup dari Rusia berdampak kepada 2.300 pegawai di negara itu. Rencana ini sebenarnya sudah diumumkan sejak April 2022, tetapi belum ada pembeli untuk bisnisnya.
Bank asal Amerika Serikat (AS) yang memiliki 15 cabang di Rusia itu memperkirakan akan dikenakan biaya sekitar US$ 170 juta atau setara Rp 2,5 triliun (kurs Rp 14.744) selama 18 bulan ke depan. Ini sebagai konsekuensi atas keputusannya.
"Kami telah menjajaki beberapa opsi strategis untuk menjual bisnis ini selama beberapa bulan terakhir," kata CEO Citigroup Titi Cole dikutip dari BBC, Jumat (26/8/2022).
Pada akhir Juni 2022, sisa eksposur Citigroup ke Rusia mencapai US$ 8,4 miliar. Bank mengumumkan pada April 2021 akan menutup banyak cabang ritelnya.
Hengkangnya Citigroup menambah daftar panjang bisnis yang keluar dari Rusia, baik karena alasan moral maupun sanksi Barat yang membuat mereka tidak mungkin beroperasi di sana.
Bank sentral Rusia mengatakan langkah itu akan mempengaruhi rekening simpanan pelanggan, investasi, pinjaman kartu kredit dan debit.(dtf)