Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Akhir pekan lalu, indeks bursa saham di Eropa dan Amerika Serikat (AS) terpukul. Pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, yang menyebutkan bahwa ada 'beberapa penderitaan' kedepan dan pernyataan akan menggunakan semua kekuatannya untuk meredam inflasi, diyakini menjadi sinyal untuk menaikkan suku bunga acuan secara agresif nantinya.
Penurunan kinerja pasar keuangan khususnya bursa saham, pada saat bursa nasional sudah ditutup, mengindikasikan adanya kemungkinan tekanan pada awal pekan ini pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) . Sementara itu, kalau mengacu kepada sejumlah data yang akan dirilis dalam sepekan, tidak terlihat adanya potensi ancaman besar yang berpeluang menekan kinerja pasar keuangan lebih dalam.
"Terlebih untuk sejumlah data yang akan dirilis di awal pekan. Namun ancaman memang terlihat menjelang perdagangan akhir pekan nanti. Dimana akan ada rilis data ketenagakerjaan di AS, serta data indeks manufkatur baik di AS dan di tanah air. Sehingga saya berkesimpulan bahwa sebelum akhir pekan IHSG dan rupiah akan banyak di pengaruhi sisi teknikal," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Minggu (28/8/2022).
Pekan ini, IHSG diperkirakan akan tertahan di level 7.193. Sementara rupiah masih berpeluang bergerak dikisaran 14.770 hingga 15.000 per dolar t. Fluktuasinya pada pasar keuangan khususnya IHSG akan cenderung bergerak ke bawah. Sementara rupiah akan bergerak dalam rentang yang terbatas dengan masih mampu di bawah 15.000 per dolar AS.
Dengan rencana The Fed yang kian agresif menaikkan bunga acuan, harga emas dunia juga berpeluang untuk mengalami penurunan nantinya. "Meskipun saya melihat emas masih akan mampu bertahan dikisaran diatas US$1.730/troy ons sepekan kedepan. Kinerja harga emas sendiri masih terus dibayangi kekhawatiran akan tingginya kenaikan suku bunga acuan The Fed nantinya," kata Gunawan.