Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Banjir dahsyat yang terjadi di Pakistan disebut-sebut mengakibatkan kerugian hingga miliaran dolar AS.
Menteri Perencanaan Pakistan Ahsan Iqbal menyebutkan jika kerugian akibat banjir ditaksir mencapai US$ 10 miliar atau setara dengan Rp 149 triliun (asumsi kurs Rp 14.900).
Banjir besar ini merendam hampir sepertiga negara yang terletak di Asia Selatan itu. Pada Senin Pakistan telah menerima bantuan hingga US$ 1,1 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Bantuan ini untuk membantu negara mengatasi bencana agar terhindar dari gagal bayar utang. Banjir bandang yang terjadi ini telah menewaskan 1.136 orang dan membuat 33 juta warga menjadi korban.
Banjir yang disebabkan hujan deras itu menghanyutkan jalan, tanaman, rumah, jembatan dan infrastruktur lainnya.
"Saya prediksi ini akan menjadi lebih besar. Perkiraan awal bisa lebih tinggi dari US$ 10 miliar," kata Ahsan, dikutip dari BBC, Rabu (31/8/2022).
Dia menyebutkan kondisi ini membuat negara mengalami krisis pangan dalam beberapa minggu. Selain itu Ahsan juga menyebut ini adalah bencana terburuk yang pernah terjadi pada 2010 lalu.
Ahsan juga meminta negara-negara kaya untuk membantu kondisi keuangan negara mereka. Dia menyebut jika Pakistan adalah korban perubahan iklim yang disebabkan pembangunan agresif yang dilakukan oleh negara maju.
Untuk mengatasi kekurangan pangan, Menteri Keuangan Pakistan Miftah Ismail menyebut pemerintah mengkaji opsi untuk impor sayuran dari India.
Wakil Direktur Pelaksana IMF Antoinette Sayeh menyebutkan kondisi ekonomi Pakistan gonjang ganjing akibat kondisi eksternal seperti perang Ukraina dan Rusia. Lalu masalah ketimpangan yang terjadi.
Selain itu banyak faktor yang menyebabkan banjir di Pakistan. Salah satunya adalah pemanasan global akibat perubahan iklim membuat curah hujan lebih ekstrem.(dtf)