Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Padang Sidempuan. Ratusan mahasiswa kelompok Cipayung Plus yang tergabung pada organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadyah ( IMM), Himpuanan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi demonstrasi di DPRD Kota Padang Sidempuan, Selasa (6/9/2022). Massa meluapkan amarahnya dengan berorasi bentuk protes keras terhadap pemerintah, karena menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di saat yang tidak tepat. Tidak tepat karena situasi ekonomi rakyat lagi tidak baik karena terdampak Covid-19.
Menurut mahasiswa, kenaikan BBM dengan dalih subsidinya akan dijadikan menjadi bantuan sosial bagi masyarakat kurang mampu. Itu tidak pas apalagi penerima bantuan tersebut banyak yang tidak tepat sasaran.
"Dampak kenaikan BBM ini telah menyebabkan harga kebutuhan lainnya ikut naik, masyakarat merintih karena kekurangan biaya untuk kebutuhan hidupnya. Kami berdiri dan berdemo disini adalah perpanjangan perwujudan rintihan masyarakat, kami menolak kenaikan BBM," ujar para orator aksi secara bergantian.
Pemerintah diharapkan bisa mendengar dan lebih kepada upaya menetralkan harga kebutuhan pokok yang melambung saat ini. Dan mencari para pengusaha penimbun minyak bersubsidi dan memotong anggaran negara yang tidak tepat sasaran untuk dibagikan untuk masyarakat kurang mampu daripada menaikkan BBM. "Maunya pemerintah mencari para penimbun minyak bersubsidi dan menetralkan harga-kebutuhan yang naik dan mamangkas anggaran yang kurang tepat sasaran atau pemborosan untuk diberikan bantuan sosial warga kurang mampu. Bukan dengan cara menaikkan BBM,"ujar mereka.
Secara terpisah Haikal Harahap dari GMNI, mengatakan akan terus bersuara menyampaikan aspirasi agar pemerintah menurunkan kembali harga BBM. Karena kenaikan BBM sangat besar dampaknya terhadap kenaikan lainnya. "Kami akan menyuarakan penolakan BBM ini hingga presiden mau mendengar aspirasi warga dan menurunkan harga BBM kembali,"katanya.
Hingga berita ini diturunkan mahasiswa masih bertahan di depan kantor DPRD Padang Sidempuan dan belum ada perwakilan DPRD Kota Padang Sidempuan yang menanggapi aspirasi mahasiswa.
Aksi ratusan mahasiswa ini mendapat pengawalan dari ratusan polisi baik dari Tapsel dan Kota Padang Sidempuan.
Disepanjang pagar kantor DPRD kawat berduri telah dipasang terlebih dahulu. Hal ini memungkinkan untuk membatasi gerak mahasiswa dekat dengan pagar kantor DPRD Padang Sidempuan.