Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatra Utara (KPw BI Sumut), Doddy Zulverdi, mengatakan, kenaikan harga BBM bakal mengerek laju inflasi Sumut. Di bulan September ini, BI memperkirakan realisasinya akan lebih tinggi dari bulan lalu. Bahkan secara tahunan, juga diperkirakan akan lebih tinggi.
"Tidak hanya kenaikan harga BBM sebenarnya yang mendorong meningkatnya laju inflasi di Sumut. Kenaikan harga pupuk dan pakan ternak yang masih berlanjut, serta tingginya harga gabah hingga mendorong kenaikan harga beras, juga diperkirakan menjadi faktor pendorong pembentuk inflasi Sumut periode September 2022," katanya, Rabu (7/9/2022).
Doddy mengatakan, masih tingginya curah hujan serta peningkatan sifat hujan di bulan September 2022, juga berpotensi mengganggu produktivitas dan mendorong kenaikan harga komoditas pangan.
"Sebagai dampak spillover eksternal dan domestik, di tengah percepatan pemulihan ekonomi dan normalisasi permintaan masyarakat, inflasi Sumut pada tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi dan berpotensi berada di atas batas sasaran inflasi nasional 3±1%," katanya.
Doddy mengatakan, dintengah faktor-faktor pendorong inflasi, BI pun mencermati dan akan mengantisipasi sebagai langkah pengendalian inflasi.
Dikatakan Doddy, faktor pendorong inflasi Sumut tahun 2022 antara lain, konflik geopolitik Rusia-Ukrania yang berlanjut dan kembali mendorong kenaikan harga energi dan pangan dunia, memperpanjang restriksi ekspor pupuk & pangan beberapa negara produsen sehingga meningkatkan tekanan inflasi global.
Kemudian, kenaikan tarif cukai rokok, PPN, BBM dan LPG non subsidi, dan tarif
listrik oleh Pemerintah. Ditambah dengan terus meningkatnya harga angkutan udara sebagai dampak pelonggaran restriksi mobilitas, serta potensi bencana hidrometeorologi dengan intensitas curah hujan tinggi yang dapat mengganggu produksi dan distribusi komoditas pangan.
Sementara
faktor penahan inflasi Sumut antara lain koordinasi program pengendalian inflasi TPID Sumut untuk menjaga ketersediaan pasokan dan urban farming. Optimalisasi penggunaan pupuk organik, serta Implementasi Digital & Integrated Farming. Perbaikan pola tanam dan pemetaan siklus tanam terutama di daerah produsen pangan. Optimalisasi peran BUMDes sebagai offtaker produk dari petani dan program-program lainnya.
Di sisi lain, kata Doddy, laju inflasi lebih tinggi dapat tertahan oleh berlanjutnya panen raya bawang merah dan aneka cabai, koordinasi TPIP dan TPID dalam Gernas PIP, serta optimalisasi anggaran BTT untuk pengendalian inflasi di daerah.
Selain itu, dalam strategi pengendalian inflasi, KPw BI Sumut bersama TPID Sumut telah menyelenggarakan Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumut pada 31 Agustus 2022 lalu. "GNPIP diharapkan dapat mengoptimalkan upaya dan aksi nyata dalam stabilisasi harga pangan di Sumut, sehingga mendukung daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional," kata Doddy.