Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pengamat Komunikasi Politik Universitas Medan Area (UMA), Ara Auza, mengomentari pernyataan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, yang mengaku dibully Partai Golkar.
Ara Auza mengnggap Edy Rahmayadi kekanak-kanakan jika mengartikan kritik sebagai bully. Publik bisa akan lebih percaya kepada Gubernur Edy jika mampu menjawab kritikan dengan hasil kinerja.
Hal itu disampaikan Ara Auza, Jumat (09/09/2022), saat diwawancarai terkait pernyataan Gubernur Edy yang mengaku di bully oleh Partai Golkar.
Ara mengatakan, jika dalam konteks proyek pembangunan jalan dan jembatan Sumut Rp 2,7 triliun Golkar bersikap kritis, menurutnya bukan berarti Golkar tidak mendukung pembangunan di Sumut.
"Sekarang ini kan diartikan berbeda. Golkar itu kritisi mekanisme proyek 2,7 triliun agar semuanya berjalan sesuai prosedur dan kepala daerahnya tidak terjerat pelanggaran hukum dikemudian hari. Jadi proses nya yang dikritik, bukan proyek pembangunan yang ditolak," kata Ara.
Menurut Ara, selama ini Edy cenderung blunder dalam menyampaikan banyak hal. Kata dia, ada beberapa hal penyebab mengapa Edy cenderung dist orientasi dalam berpidato. Pertama rendahnya penguasaan analisis materi, spontanitas tanpa pengetahuan dan bisa jadi strategi komunikasi menutupi minimnya kinerja.
"Dalam komunikasi ini sebenernya sederhana, figur bicara bisa dimengerti, konkret, bicara capaian kinerja dan planning apa yang sudah dieksekusi. Saat ini kan publik tidak pernah dipaparkan hal tersebut," kata Ara.
Sebelumnya pada acara syukuran HUT ke-21 Partai Demokrat sekaligus peresmian kantor DPD Partai Demokrat Sumut, di Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat pagi, Edy Rahmayadi menyebut Partai Golkar bukanlah yang mengusung dirinya sebagai gubernur.
"Jadi gini, ini orang ini pura-pura, bukan pengusung saya ini," ujar Gubernur Edy Rahmayadi, yang sontak disambut aplaus dan sorak-sorai para hadirin dan undangan.
"Mungkin gara-gara yang baru-baru inilah orang ini bully-bully aku ini," ujar Edy Rahmayadi lagi. "Orang-orang yang baru ini yang bully," tambah Edy..
Menurut mantan Pangkostrad tersebut, orang-orang baru di Golkar Sumut saat ini tidak tahu sejarah dirinya mengawal Golkar sejak tahun 1987 yang lalu."Kalau ngawal ibu Tutut, TNI itu, kader Golkar," sebutnya.
Karena itulah Edy Rahmayadi merasa heran dengan orang-orang baru di Golkar yang justru membullynya. "Belum sadar dia," kata Edy.