Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Kehidupan Ratu Elizabeth II dikisahkan dalam serial The Crown. Kabarnya, serial itu sudah punya protokol versinya sendiri ketika karakter utamanya meninggal dunia.
Di Kerajaan Inggris, ketika Ratu Elizabeth II meninggal dunia, protokol berupa Operation London Bridge dijalankan. Protokol itu mengatur banyak hal, seperti pemberitaan, pemakaman, hingga lonceng gereja saat alih takhta.
Protokol itu sudah ada sejak era 1960-an. Namun The Crown disebut punya versi berbeda.
"Kami memiliki versi kami sendiri untuk Operation London Bridge," ungkap salah satu sumber terpercaya dari serial tersebut kepada New York Post.
"Ini menjadi sangat relevan ketika kita sedang menjalani masa syuting. Proses syuting juga akan segera diberhentikan, setidaknya selama seminggu," lanjut sumber itu.
Sayangnya, sumber itu enggan menjelaskan mengenai cerita lanjutan dari The Crown. Menurutnya, proses diskusi baru akan dilakukan setelah masa berkabung selesai.
Sebelumnya, Peter Morgan sebagai kreator serial The Crown memastikan produksi untuk musim keenam dari tayangan itu berhenti sementara. Ia menyebut keputusan itu adalah yang paling tepat dilakukan.
"The Crown adalah surat cinta untuk beliau dan tidak ada yang bisa saya tambahkan sekarang, hanya kesunyian dan penghormatan. Saya rasa kami juga akan menghentikan proses syuting untuk menghormati ini," kata Peter Morgan.
The Crown merupakan serial di Netflix yang dirilis sejak 2016, menggambarkan dengan dekat kehidupan kerajaan Inggris. Claire Foy berperan sebagai Ratu Elizabeth II.
Sebagian besar publik kala itu belum terlalu mengenal sosok Claire Foy. Tapi kehadirannya di situ langsung jadi perbincangan.
Musim pertama mengangkat periode awal pernikahan Ratu Elizabeth II dengan Pangeran Philip pada 1947. Di musim kedua, serial itu mencakup cerita pensiunnya PM Harold Macmillan hingga kelahiran Pangeran Edward pada 1964. dtc