Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ratusan driver ojek online yang tergabung Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (Godams), berunjukrasa menolak naiknya harga BBM Subsidi di Kantor Gubernur Sumut, Selasa (13/09/2022).
Seorang koordinator di mobil komando sempat menyebutkan nama mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo. Ia menyebutkan pendemo merupakan anak baik-baik dan bukan pembunuh.
"Kita anak-anak baik, bukan (Fredy) Sambo merugikan negara dan pembunuh. Mana ayah Edy (Gubernur Sumut) kami mau jumpa," teriak koordinator aksi dihadapan puluhan polisi melaku pengamanan di lokasi unjuk rasa.
Ratusan driver ojol menuntut harga BBM Subsidi, terutama Pertalite untuk kembali seperti semula. "Kami juga meminta dan menuntut penyesuaian tarif baru untuk zona I Pulau Sumatera oleh Kemenhub. Realisasi payung hukum untuk legalisasi profesi ojek online," sebut Koordinator Aksi, Fadli Ali kepada wartawan di sela aksi demo.
Sekretaris Godams itu mengungkapkan pihaknya juga menuntut dan mendesak aplikator stabilitas pasar/demand dengan mengurangi berbagai biaya aplikasi.
"Kita juga menuntut dan meminta usaha aplikasi yang tidak patuh atas regulasi, ketetapan dan aturan pemerintah," ucap Fadli.
Fadli menyoroti terkait kenaikan harga tarif sebesar 8 persen atau Rp 300 per kilometer. Ia menilai belum memenuhi rasa keadilan bagi pihak driver ojol. Karena, kenaikkan BBM imbas kemana-mana seperti bahan pokok hingga suku cadang kenderaan bermotor.
"Ideal minimal 20 persen (per kilometer) dari kenaikan BBM 30 persen dan tarif Sebelumnya," kata Ali.
Ia juga mengatakan aksi ini, murni untuk kelangsungan hidup para driver ojol. Bukan aksi tunggangi politik. Mereka mendesak kehadiran mantan Pangkostrad itu.
"Kami disini, tidak ada urusan dengan politik. Kami ingin menyampaikan aspirasi untuk kelangsungan hidup kami ke depan," ucap kordinator aksi itu, menggunakan pengeras suara.
Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi, datang menemui pendemo. Ia langsung naik ke mobil komando. Mantan Pangkostrad itu menerima secara resmi tuntutan mereka secara tertulis dan menandatangani.
"Jangan lama-lama orang lain mau menggunakan jalan ini. Setuju, habis ini kalian segara meninggalkan tempat dan laksanakan kegiatan kalian masing-masing," ucap Gubernur Edy.
Gubernur Edy mengakui kondisi kesulitan ekonomi masyarakat terimbas dari kenaikan BBM. Ia berjanji apa menjadi tuntutan dan aspirasi pendemo ini, akan disampaikan Pemprov Sumut ke Pemerintah Pusat.
"Saya tau semua sulit, saya tahu kalian sulit. Tapi, saya juga ikut berjuang kalian juga ikut berjuang dan berdoa. Saya terima ini kalian (tuntutan dan aspirasi), saya akan sampaikan ini ke Pemerintah Pusat," kata Gubernur Edy.