Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed dan Bank Indonesia (BI) akan melakukan rapat Dewan Gubernur yang menentukan besaran bunga acuannya, pada Kamis pekan ini. Sejauh ini, pasar sangat yakin kalau The akan menaikkan besaran bunga acuannya guna meredam inflasi di AS yang tak kunjung turun. Setelah itu di hari yang sama, BI akan mengumumkan besaran bunga acuannya.
"Sejauh ini saya melihat BI tetap berpeluang untuk menaikkan besaran bunga acuan paling banyak 25 basis poin atau tidak menaikkan bunga sama sekali. Sementara Bank Sentral AS diprediksi akan menaikkan besaran bunga acuannya sekitar 75 basis poin, mengacu pada pola kenaikan yang dilakukan Bank Sentral AS belakangan ini," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Minggu (18/9/2022).
Begitupun, secara keseluruhan bukan kenaikan bung aacuan yang perlu diperhatikan. Tetapi proyeksi ekonomi AS kedepan oleh FOMC serta fed press conference yang akan menjadi fokus pasar selanjutnya. Dan akan lebih mempengaruhi pergerakan pasar nantinya. Kalau besaran bunga acuan dinaikkan dan sesuai ekspektasi, hal tersebut tidak akan merubah banyak pergerakan pasar. Tetapi jika arah kebijakan The Fed kedepan masih bersikap hawkish, maka tekanan pada IHSG, rupiah hingga harga emas dunia berpeluang untuk berlanjut.
Akhir pekan lalu, IHSG ditutup di zona merah dengan penurunan yang slcukup tajam. IHSG masih memiliki level 7.000 sebagai level psikologis maupun resisten untuk dijadikan bumper agar tidak mengalami tekanan lebih dalam lagi. Sementara itu, kebijakan BI yang jika seandainya menaikkan besaran bunga acuan juga akan menahan pelemahan IHSG maupun mata uang rupiah.
Untuk kinerja mata uang rupiah sendiri, kata Gunawan, masih akan berkutat dikisaran level 15.000/dolar AS. Rupiah mungkin akan lebih banyak mengalami tekanan sebelum kebijakan penetapan besaran bunga acuan dilakukan. Jika BI mengambil langkah agressif guna mengimbangi The Fed, arah pergerakan rupiah bisa berbalik nantinya.
Sementara itu, harga emas dunia yang mengalami penurunan tajam selema sepekan kemarin, masih berpeluang untuk melemah. Namun, jika The Fed nantinya memberikan arah kebijakan yang dovish pasca keputusan besaran bunga acuannya. Maka harga emas bisa berbalik arah dan mengalami kenaikan.
Sejauh ini harga emas diperdagangkan dikisaran US$1.675/troy ons. Potensi untuk melemah lebih dalam sebenarnya belum terlihat sejauh ini. "Namun ketika The Fed diproyeksikan masih akan agresif menaikkan bunga acuan, emas berpeluang turun ke kisaran US$1.635/troy ons," kata Gunawan.