Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Geliat sektor industri Sumatra Utara (Sumut) yang semakin kokoh membuat permintaan bahan bahan baku terutama yang didatangkan dari luar negeri alias impor terus bertambah. Di periode Januari-Juli 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat, impor bahan baku penolong tercatat senilai US$3,145 miliar atau naik 34,35% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$2,341 miliar. Impor bahan baku penolong ini berkontribusi 84,61% terhadap total impor Sumut yang mencapai US$3,717 miliar.
Sementara itu, impor barang modal di periode yang sama masih menyusut 2,79% menjadi US$236,524 juta dari tahun lalu US$243,314 juta. Sementara untuk impor barang konsumsi mengalami kenaikan 17,42% menjadi US$335,525 juta dari tahun lalu US$285,755 juta. Kontribusinya ke total impor Sumut sekitar 9,03%.
"Nilai impor terbesar Juli 2022 berasal dari golongan bahan bakar mineral sebesar US$108,86 juta, diikuti ampas/sisa industri makanan sebesar US$59,30 juta. Dibandingkan Juni 2022, nilai impor untuk sepuluh golongan barang pada Juli 2022 mengalami kenaikan sebesar US$64,08 juta atau 18,27% dan untuk golongan barang lainnya mengalami kenaikan sebesar US$28,30 juta atau 19,09%," kata Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Sumut, Dinar Butar-butar, Senin (19/9/2022).
Dinar mengatakan, jika dibandingkan dengan tahun lalu, kenaikan impor pada Januari-Juli 2022 terjadi pada golongan bahan bakar mineral sebesar US$453,04 juta (134,86%), diikuti golongan pupuk sebesar US$93,46 juta (83,12%).
Selama Januari-Juli 2022, nilai impor untuk sepuluh golongan barang utama naik sebesar US$714,54 juta (38,46%) dibanding periode yang sama tahun 2021, golongan barang lainnya juga naik sebesar US$132,60 juta (13,10%). Peran impor untuk sepuluh golongan barang pada Januari-Juli 2022 mencapai 69,02%, dengan peran tertinggi berasal dari golongan bahan bakar mineral sebesar 21,22%,diikuti golongan ampas/sisa industri makanan sebesar 8,92% dan mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar 7,94%.