Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Sejumlah artefak hingga benda diduga cagar budaya ditemukan di lokasi proyek MRT Jakarta fase 2A segmen Glodok-Kota (CP203). Temuan itu terdiri dari pecahan keramik hingga pipa air kuno era Batavia.
Pantauan detikcom di lokasi proyek MRT Jakarta fase 2A jalur Glodok-Kota, Selasa (20/9/2022), terlihat saluran air terbentang di sepanjang area proyek dengan panjang sekitar 400 meter itu.
Beberapa arkeolog tampak mencabut dan memindahkan satu per satu material saluran air. Saluran air yang terbuat dari terakota itu dilapisi oleh bata kuning dan bata merah.
Bata-bata yang telah dicopot kemudian dikumpulkan di wadah yang telah dilapisi busa. Tak hanya saluran air, di lokasi juga ditemukan serpihan artefak.
Serpihan artefak itu terdiri dari pecahan piring, bebatuan, bata, keramik hingga botol kaca. Arkeolog Senior Universitas Indonesia (UI), Junus Satrio Atmodjo, mengatakan keramik itu diduga merupakan peninggalan abad 17-20.
Junus juga terlibat selama proses penanganan artefak hingga objek cagar budaya di lokasi proyek MRT Jakarta. Junus lokasi proyek ini diduga merupakan bagian dari Sungai Ciliwung Lama yang berdekatan dengan permukiman penduduk China, Jepang hingga Arab. Mereka diduga kerap membuang sampah dan barang-barang di sungai.
"Mereka kan di luar benteng ya, bukan hanya China, Jepang, Arab. Tetapi lebih dikenal dengan kawasan Pecinan karena jadi pasar yang tinggal di sini terutama setelah keributan 1740, banyak yang keluar dari Jakarta, dari benteng kemudian (hendak) bermukim tapi harus di selatan benteng. Jadi di kawasan ini," kata Junus.
Artefak yang ditemukan di lokasi proyek MRT Glodok (Tiara-detikcom).
"Karena dulu ini sungai, semua dibuang di sungai. pecahan gede, kecil buang sana," tambahnya.
Dia kemudian menjelaskan soal bata kuning yang diduga merupakan bata impor dari Skotlandia. Berbeda dengan bata merah lokal, bata kuning ini disebut lebih tahan terhadap air sehingga menjamin bangunan tahan ratusan tahun.
"Bata kuning didatangkan dari Eropa. Sebutannya adalah fireclay, itu istilah khusus bata yang tidak tembus air. Dia lebih tahan digunakan untuk daerah basah. Jadi bangunan tua di seluruh Kota Tua ini pasti mengandung bata kuning. Karena ini dulu daerah rawa ya. Kalau bata merah masih menarik air, kapilarisasi dengan tekanan berat dia pecah di bawah. Kalau dengan bata kuning impor ini, kekuatannya bisa menjamin bisa ratusan tahun," ujarnya.
Dia mengatakan ada ribuan artefak yang ditemukan di proyek MRT Jakarta fase 2. Mayoritas benda-benda itu ditemukan di kawasan CP203 yakni Glodok-Kota.
"Ribuan. Tapi kecil-kecil seperti pecahan keramik. Banyak juga karena kecil kita tak bisa ambil sebagai sampel karena nggak bisa dianalisis," jelasnya.
"Khususnya di bawah kita (jembatan)," tambahnya.
Setelah dikumpulkan, artefak itu akan diserahkan kepada Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
"Kalau artefak kita serahkan kepada DKI. Kan ownernya DKI. MRT kan project, MRT bagian dki jadi kita kembali ke institusi berwenang," ujarnya.
Sebelumnya, saluran Air Kuno Batavia beserta Jembatan Glodok Kuno ditemukan di lokasi proyek MRT Jakarta fase 2A Glodok-Kota. Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim menjelaskan lokasi penemuan dua objek cagar budaya itu berdekatan dengan rel trem jadul yang sebelumnya ditemukan.
Artefak yang ditemukan di lokasi proyek MRT Glodok (Tiara-detikcom)
"Kemarin tahu kan ada trem di sini, kita buka di sini, eh ada Jembatan Glodok Kuno. Terus kita ke sini, ketemu lagi, ada lagi Saluran Air Kuno Batavia," kata Silvia dalam Forum Jurnalis MRT Jakarta di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Selasa (20/9).
Silvia menuturkan penemuan sejumlah objek cagar budaya ini mempengaruhi kompleksitas pembangunan. Karena itu, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta bersama arkeolog untuk tindak lanjut pelestarian objek cagar budaya.
"Kita butuh banyak sekali terobosan dalam penanganan ini. Salah satunya adalah dengan bagaimana bisa melestarikan temuan budaya ini, sementara kita tidak bisa keep di lokasi. Jadi gimana caranya, kita bisa mulai namanya 3D scanning dan fotogrametri. Seperti ini contohnya, jadi looks like exactly sampai yang sangat physical," ujarnya. dtc