Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Sosok influencer, content creator, dan Key Opinion Leader (KOL) tanpa sadar kian diperlukan bagi para pelaku bisnis sebagai senjata digital marketing dalam menjajakan jualannya, terlebih lagi di industri food and beverage (FNB). Sebab hanya dengan melihat posting-an yang menggairahkan nafsu makan, para audiens bisa dengan cepat tergugah untuk berkunjung ke tempat-tempat yang direkomendasikan.
Hal itulah yang coba dibuktikan salah satu influencer kuliner, Hartanto, dalam menciptakan pasarnya tersendiri melalui konten makan-makan di akun Instagram @hungryfever.
Memulai kiprah digital sejak 2015, lulusan cumlaude Universitas Tanjungpura jurusan Ekonomi Manajemen itu kerap mengunggah video edukasi dan rekomendasi terkait kuliner.
"Saya sendiri adalah seorang yang antusias terhadap industri food and beverage yang sudah saya tekuni sejak tahun 2015 sampai sekarang," ujar Hartanto.
"Terlebih lagi saat pandemi saya sering membuat konten untuk mengedukasi ke masyarakat bahwa siapa saja bisa masak dengan konten masak simple di bawah satu menit," lanjutnya.
Dengan racikan formula video di bawah satu menit disertai tampilan thumbnail menggugah selera nan penuh warna, tiap konten @hungryfever banyak disukai para follower.
Sampai saat ini, akun full konten makan-makan itu telah berhasil meraup 460 ribu lebih followers di Instagram. Berkat itu Hartanto juga sering diajak kolaborasi dengan perusahaan besar semacam KFC, Pizza Hut, Tokopedia, Shopee, dan masih banyak lagi.
Tak hanya itu, Hartanto bahkan juga sempat dijadikan partner oleh Singapore Tourism Board untuk promosikan kuliner Singapura di Indonesia. Ia sendiri juga seringkali ke Singapura untuk merekomendasikan beberapa tempat.
Bicara mengenai industri kuliner Singapura, Hartanto membeberkan tips simple nan mudah dalam mencari makanan enak saat tengah berlibur di situ.
"Tipsnya adalah cari yang ngantri panjang dan ada logo Michelin guide star-nya," kata Hartanto.
"Sejak Michelin sudah masuk di Singapore, kebanyakan hawker (penjajah makanan) sangat menjaga kualitas makanannya agar dinilai baik oleh Michelin dan nilai yang baik akan menguntungkan hawker-nya itu sendiri dari segi penjualan," sambungnya.
Perlu diketahui bahwa Michelin Star merupakan semacam penghargaan tertinggi atas masakan yang dinilai sangat enak. Untuk mendapatkannya, suatu restoran harus bisa memiliki hidangan dengan cita rasa dan konsistensi kenikmatan yang luar biasa.
Kendati demikian, untuk Indonesia sendiri penghargaan tersebut masih belum ada. Padahal menurut Hartanto, itu akan menjadikan industri kuliner Indonesia semakin maju.
"Hawker (penjajah makanan) di Indonesia nggak kalah enak kok makanannya, cuma sayang Michelin belum masuk ke Indonesia. Saya yakin dengan adanya Michelin, industri kuliner di Indonesia pasti akan lebih maju," pungkasnya. dtc