Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Indonesia mengekspor kulkas ke Kamboja melalui PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI). Hal ini terkait program substitusi impor dan kegiatan peningkatan ekspor produk dalam negeri.
"Apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan kepada seluruh jajaran Panasonic Manufacturing Indonesia atas dukungannya terhadap upaya pemerintah untuk mendorong kegiatan ekspor industri elektronika," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dalam keterangannya, Senin (26/9/2022).
Menurut Agus, upaya tersebut salah satu bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah dengan pelaku industri berjalan baik. "Diterimanya produk kulkas Panasonic ini membuktikan produk elektronika karya anak bangsa Indonesia telah diakui kualitasnya oleh pasar internasional," imbuhnya.
Kulkas merupakan salah satu produk yang memiliki nilai ekspor tinggi di Indonesia. Pada 2021, nilai ekspor kulkas sebesar US$ 374,4 juta atau Rp 5,65 triliun (kurs Rp 15.014) di mana 40% berasal dari kontribusi PT PMI yang telah mengekspor kulkas ke pasar Asia dan Timur Tengah.
Negara Kamboja merupakan negara ke-8 bagi PT PMI dalam hal destinasi ekspor kulkas selain Jepang, Hong Kong, Malaysia, Myanmar, UAE, Kuwait dan Oman. Selain kulkas, PT PMI juga telah mengekspor produk elektronika lain seperti produk audio, pompa air dan mesin cuci.
PT PMI telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1970. Saat ini, PT PMI memiliki sebanyak 1.990 tenaga kerja dan lebih dari 30 negara tujuan ekspor meliputi kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika, Eropa dan Amerika.
"Peningkatan ekspor yang dilakukan oleh PT PMI memberikan multiplier effect yang positif bagi perekonomian Indonesia, seperti penyerapan tenaga kerja maupun potensi perluasan investasi, di mana komposisi ekspor PT PMI adalah sebesar 21% dari total produksi di Indonesia," jelas Vice President Director PT PMI, Daniel Suhardiman.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan pihaknya memberikan perhatian penuh pada peningkatan utilisasi produsen dalam negeri. Selain itu disusun berbagai kebijakan dan instrumen untuk menjaga iklim usaha di antaranya berupa Neraca Komoditas, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan standardisasi.
"Berbagai kebijakan untuk meningkatkan utilitas dan menjaga iklim usaha industri sudah dikeluarkan. Salah satu program yang sedang berjalan di Kemenperin saat ini adalah Neraca Komoditas," ujarnya.
Sebagian besar produk-produk elektronika dengan impor tinggi dan industri nasional yang sudah kuat telah diusulkan untuk masuk ke dalam neraca komoditas.
"Harapannya dengan dijalankannya program ini dapat meningkatkan utilitas industri dalam negeri, mengurangi produk impor, serta mendukung program hilirisasi industri nasional," tegas Taufiek.
Berkaca dari neraca perdagangan tahun lalu, komoditas kulkas menorehkan nilai positif. Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET) Ali Murtopo Simbolon mengajak PT PMI melakukan pendalaman struktur, serta rantai pasok untuk produk kulkas dalam rangka peningkatan pemenuhan pasar domestik dan pasar ekspor.
"Oleh karena itu kami mendorong PT PMI agar berinvestasi di sektor komponen elektronika," tutur Ali.(dtf)