Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Layanan BI-Fast dari Bank Indonesia telah diimplementasikan sejak akhir tahun 2021 silam. Namun ternyata belum semua bank menyediakan layanan ini.
Agar bisa turut bergabung dalam layanan tersebut, beberapa bank perlu bekerjasama dengan pihak penyedia infrastruktur, salah satunya yakni PT Perintis Sejahtera yang menyediakan layanan BI-Fast melalui multi-tenancy infrastruktur sharing.
Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (BPD DIY) merupakan salah satu dari 10 bank yang hari ini menjalin kemitraan dengan PT Perintis Sejahtera demi penyediaan layanan tersebut.
Direktur Utama BPD DIY, Santoso Rohmad, menyampaikan, sebelumnya pihaknya juga telah mendapat dorongan dari masyarakat serta BI DIY untuk dapat mengakses biaya administrasi yang lebih murah, di mana biaya masih di Rp 6.500.
"Dukungan dari pemerintah daerah, dorongan dari masyarakat, 'ayo kapan BPD DIY bisa lebih kompetitif lagi di dalam persaingam di pasar'. Karena apa? Angka Rp 6.500 cukup berarti bagi UMKM," kata Santoso, dalam Peresmian Layanan BI-Fast Tahap IV oleh PT Perintis Sejahtera di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (27/09/2022).
Dengan bergabungnya BPD DIY sebagai peserta BI-Fast, merupakan bagian dari kontribusi bank daerah dalam percepatan digitalisasi sistem keuangan nasional. Apalagi, lanjut Santoso, BPD merupakan garda terdepan di dalam sistem pembayaran keuangan pemerintah daerah. Mulai dari retribusi, pajak kendaraan, pajak lain-lain, termasuk BPD, dan juga termasuk untuk memfasilitasi UMKM.
"Tentu itu merupakan tantangan tersendiri bagi kami. Bagaimana kalau yang lain sudah transaksi Rp 2.500, kita masih Rp 6.500. Tentu itu merupakan tantangan bagi kami yang memiliki UMKM cukup banyak di Daerah Istimewa Yogyakarta," kata Santoso.
Dalam hal ini, Santoso menyebut, khususnya untuk UMKM pedesaan yang belum terjamah bank-bank di perkotaan, kerjasama ini menghadirkan manfaat yang begitu besar. Tentunya hal ini juga memberikan manfaat terhadap peningkatan ekonomi daerah. "Kita fasilitasi sehingga semua UMKM, semua pariwisata kami digitalkan," tambahnya.
Direktur Marketing PT Rintis Sejahtera, Suryono Hidayat menyampaikan, layanan ini diharapkan dapat memberikan efisiensi layanan pembayaran digital dan service level yang tinggi bagi bank mitra di tengah disrupsi pandemi dan dampak ketidakpastian kondisi geopolitik global.
"Kalo bank itu belum masuk ke BI-Fast, kan biayanya masih pakai harga lama (Rp 6.500). Mereka malu gimana ke customer-nya. Oleh karena itu mereka berlomba-lomba supaya bisa implementasi BI-Fast ke Rp 2.500," kata Suryono, kepada media.
Apalagi, kini pemerintah juga mendorong perkembangan ekonomi dan ekosistem digital bagi para UMKM.
Sekarang ini pemerintah mau memberdayakan semua ekonomi UMKM. Dulu UMKM ini merasa costly, kok mahal padahal transaksinya kecil (Rp 6.500). Kan orang lebih mau ke corporate banking atau handle yang prime customer," jelasnya.
Oleh karena itu, menurutnya program ini akan sangat bermanfaat demi perkembangan sektor perbankan digital. Lebih lanjut ia menyampaikan, saat ini terhitung telah ada 15 bank yang berkomitmen untuk bergabung pada program tahap 5 dan 6 mendatang.
"Secara total ada 26 mitra bank yang telah memilih PT Rintis Sejahtera sebagai mitra untuk menggunakan layanan BI- Fast," jelasnya.(dtf)