Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencetak laba sebesar US$ 3,81 miliar atau sekitar Rp 57,91 triliun (asumsi kurs Rp 15.200) pada semester I 2022. Hal itu terungkap dalam rapat dengar pendapat antara Komisi XI dan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra belum lama ini.
Terkait perolehan laba tersebut, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, laba tersebut merupakan laba buku. Hal itu terjadi karena adanya pembalikan liabilitas atau kewajiban karena disetujuinya perdamaian dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
"Dan Garuda sebagaimana temen-temen semua ketahui mencatatkan laba negatif signifikan tahun lalu. Hari ini ada beberapa terima berita tahun ini Garuda mencetak laba Rp 57 triliun sebenarnya laba buku karena itu ada pembalikan dari liabilties setelah PKPU kemarin," jelas pria yang akrab disapa Tiko tersebut di Kementerian BUMN, Rabu (28/9/2022).
Meski demikian, Tiko mengatakan, langkah-langkah yang telah ditempuh untuk perbaikan perusahaan pelat merah itu berjalan dengan baik.
"Tapi artinya tahun ini Insha Allah di 2022 yang bahasanya ember-ember bocornya Jiwasraya, Garuda itu moga-moga sudah selesai," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan, sejak pandemi COVID-19 2020 ekuitas Garuda per Desember 2021 negatif US$ 5,3 miliar
Pada Desember 2020 tercatat laba bersih Garuda minus US$ 2,2 miliar, lalu pada Desember 2021 tercatat minus US$ 3,8 miliar. Lalu pada Maret laba masih tercatat minus US$ 1,36 miliar.
Per Juni 2022 Garuda membukukan laba bersih US$ 3,81 miliar. Irfan menjelaskan laba bersih ini diperoleh dari pendapatan restrukturisasi utang dengan disetujuinya perjanjian perdamaian dalam proses PKPU perseroan yang membuat ekuitas membaik jadi US$ 1,5 miiar.
Sementara pada laporan keuangan tahunan 2021, Garuda Indonesia masih menderita kerugian sebesar US$ 4,16 miliar atau setara dengan Rp 62,3 triliun.(dtf)