Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Washington DC - Rusia bersiap mencaplok wilayah-wilayah Ukraina yang didudukinya dalam beberapa hari ke depan, usai hasil referendum yang penuh kecaman diklaim menunjukkan dukungan luar biasa untuk Moskow. Negara-negara Barat mempersiapkan rentetan sanksi baru jika Rusia benar-benar mencaplok wilayah Ukraina.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (29/9/2022), sebuah panggung dengan layar video raksasa telah dipersiapkan di Lapangan Merah, Moskow, dengan papan iklan bertuliskan 'Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson - Rusia!' terpampang di sana.
Kepala majelis tinggi parlemen Rusia menyatakan pihaknya bisa mempertimbangkan penggabungan empat wilayah Ukraina itu pada 4 Oktober, atau tiga hari sebelum ulang tahun ke-70 Presiden Vladimir Putin.
Para pejabat yang ditunjuk Rusia di empat wilayah Ukraina itu telah secara resmi meminta Putin untuk menganeksasi keempat wilayah itu ke dalam Federasi Rusia, yang disebut para pejabat Moskow sebagai formalitas.
"Ini seharusnya terjadi dalam waktu seminggu," tutur Duta Besar Rusia untuk Republik Rakyat Luhansk, Rodion Miroshnik, kepada kantor berita RIA.
"Hal utama telah terjadi -- referendum telah digelar. Oleh karena itu, katakanlah: lokomotif sudah mulai bergerak dan tidak mungkin dihentikan," sebutnya.
Untuk mencaplok wilayah-wilayah yang mewakili sekitar 15 persen dari total wilayah Ukraina itu, dibutuhkan semacam perjanjian yang akan diratifikasi oleh parlemen Rusia, yang dikuasai sekutu-sekutu Putin. Wilayah-wilayah itu kemudian akan dianggap sebagai bagian dari Rusia dan payung nuklir akan meluas ke sana.
Putin sebelumnya memperingatkan akan menggunakan senjata nuklir untuk melindungi wilayah Rusia dari serangan.
Menanggapi rencana pencaplokan wilayah Ukraina oleh Rusia itu, Amerika Serikat (AS) menyatakan akan menjatuhkan rentetan sanksi baru terhadap Moskow. Para pejabat eksekutif Uni Eropa juga telah mengusulkan lebih banyak sanksi untuk Rusia, meskipun mereka perlu mengatasi perbedaan untuk bisa menerapkannya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menegaskan AS dalam beberapa hari ke depan akan menjatuhkan sanksi-sanksi ekonomi terhadap Moskow terkait referendum 'palsu' di empat wilayah Ukraina. Pemerintahan Presiden Joe Biden diketahui tengah membidik sektor keuangan dan energi untuk sanksi lanjutan bagi Rusia.
"Kami terus bekerja dengan sekutu-sekutu dan mitra untuk memberikan lebih banyak tekanan pada Rusia dan para individu serta entitas yang mendukung upaya perampasan wilayah," ucap Price kepada wartawan setempat.
"Anda bisa memperkirakan tindakan tambahan dari kami dalam beberapa hari mendatang," imbuhnya.
Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, secara terpisah menyatakan langkah-langkah itu akan mencakup sanksi untuk individu dan entitas, baik di dalam maupun di luar wilayah Rusia, yang mendukung pencaplokan wilayah Ukraina.
Ditegaskan Jean-Pierre bahwa AS tidak akan mengakui pencaplokan yang dilakukan Rusia atas wilayah Ukraina. dtc