Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Kenapa banyak yang meninggal di Stadion Kanjuruhan? Seperti diketahui, tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, memakan korban sebanyak 125 meninggal.
Tragedi Kanjuruhan bermula pasca-pertandingan Arema FC vs Persebaya, pada Sabtu (1/10/2022) malam. Insiden terjadi sebab para suporter berdesakan keluar stadion karena panik setelah polisi tembakkan gas air mata.
Banyaknya korban yang meninggal dan luka-luka dalam tragedi Kanjuruhan menjadi sorotan. Lantas, kenapa banyak yang meninggal di Stadion Kanjuruhan? Berikut penjelasan penyebab dan informasi seputar tragedi Kanjuruhan.
Secara Medis Korban Tewas Diduga Karena Sesak Napas
Perihal kenapa banyak yang meninggal di Stadion Kanjuruhan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo mengungkapkan alasannya. Banyaknya korban tragedi Kanjuruhan disebabkan situasi panik karena chaos hingga ada yang terinjak-injak. Namun secara medis, penyebab kenapa banyak yang meninggal di Stadion Kanjuruhan diduga karena sesak napas.
"Situasi panik karena chaos dan terinjak-injak. Kalau secara medis karena sesak napas. Untuk kondisi tubuh, ada yang luka-luka, patah tulang ada," kata Wiyanto seperti dilansir detikJatim, Minggu (1/10/2022).
Tembakan Gas Air Mata Polisi Picu Kepanikan Massa
Salah satu hal yang menjadi sorotan diduga penyebab kenapa banyak yang meninggal di Stadion Kanjuruhan adalah penggunaan gas air mata oleh polisi. Diketahui, polisi menggunakan gas air mata untuk meredam kerusuhan suporter pasca-pertandingan Arema Fc vs Persebaya, meski hal ini dilarang aturan FIFA.
Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta beralasan penggunaan gas air mata sebagai upaya pencegahan karena dirasa massa anarkis. "Dalam prosesnya itu untuk melakukan upaya-upaya pencegahan sampai dilakukan (penembakan) gas air mata karena sudah anarkis, sudah menyerang petugas, merusak mobil, dan akhirnya kena gas air mata," katanya.
Usai tembakan gas air mata polisi, para suporter berhamburan ke satu titik keluar stadion. Saat itulah terjadi penumpukan massa hingga kekurangan oksigen. Akibatnya banyak banyak yang meninggal di Stadion Kanjuruhan dan mengalami luka-luka.
Pelaksanaan Laga Malam Hari
Selain dipicu oleh tembakan gas air mata polisi, hal lain yang turut jadi sorotan di tragedi Kanjuruhan adalah ditolaknya usulan pelaksanaan laga digelar sore hari.
"Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang," kata Mahfud dalam akun Instagram-nya seperti dilihat detikcom, Minggu (2/10). Ejaan di unggahan Mahfud sudah disesuaikan.
Menko Polhukam Mahfud Md menyebut polisi telah lakukan antisipasi kerawanan pertandingan Arema FC vs Persebaya dengan mengajukan percepatan gelaran laga akan tetapi ditolak.
Polres Malang telah meminta laga ini dipercepat ke sore hari. Alasan disebutkan murni karena keamanan. Namun PT Liga Indonesia Baru tetap ingin laga ini digelar sesuai jadwal sembari meminta Panpel Arema FC berkoordinasi maksimal dengan kepolisian.
Update Korban Tragedi Kanjuruhan: 125 Meninggal 325 Luka
Menurut data terbaru dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Berdasarkan informasi tim DVI Polri, jumlah korban tragedi Kanjuruhan bertambah.
"Terkait menyangkut masalah data korban peristiwa di Stadion Kanjuruhan, untuk korban meninggal dunia masih tetap 125 orang," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, berdasarkan video konferensi pers di Polres Malang, Jawa Timur (Jatim), yang diberikan Divisi Humas Polri, Senin (3/10/2022).
Selain itu, Dedi menyampaikan jumlah korban luka berat yang tercatat sebanyak 21 orang. Dan korban luka ringan 304 orang, bertambah dari yang sebelumnya 302 orang. "Sehingga jumlah korban ter-update adalah 455 orang," ucap Dedi.
Jaid, kenapa banyak yang meninggal di Stadion Kanjuruhan adalah diduga karena sesak napas akibat penumpukan massa yang desak-desakkan, saling himpit dan terinjak-injak saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. dtc