Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Bandung. Chairman of The Board & CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson memberikan orasi ilmiahnya di hadapan mahasiswa Institut Teknologi Bandung. Dalam paparannya, Richard mengungkapkan selama menambang di Papua, Freeport kerap memberikan beberapa program sosial untuk masyarakat sekitar.
Richard mengatakan di tahun 1996, ketika masyarakat Papua merasa tidak mendapatkan apapun dari tax dan pendapatan yang didapatkan tidak kembali ke Papua, Freeport langsung bergerak memberikan 1% dari pendapatan kotornya untuk masyarakat Papua.
"Kita secara sukarela memberikan 1% dari pendapatan untuk membiayai program-program sosial mulai dari kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Sejak itu ada sekitar US$ 1,9 miliar yang dikucurkan hingga 2021," kata Richard saat melakukan orasi ilmiah di ITB, Rabu (5/10/2022).
Adapun rincian dari bantuan tersebut adalah pendidikan 29,61%, kesehatan 19,73%, ekonomi 12,54%, infrastruktur 11,39%, hubungan pemangku kepentingan 15,81%, budaya, olahraga, dan sosial 9,72% dan bantuan lainnya sebesar 1,21%.
Salah satu investasi yang tengah dilakukan saat ini oleh Freeport adalah orasi ilmiah yang dilakukan di 6 kampus negeri pada 4-7 Oktober 2022. Menurut Richard, investasi sosial dimulai dari pekerjaan.
Ia pun mengutip sebuah pernyataan dari salah satu mantan Perdana Menteri Inggris yang menuturkan salah satu jalan terbaik untuk mengembangkan sebuah negara adalah dengan bertanggung jawab dalam melakukan investasi sosial oleh perusahaan asing.
"Jadi kita berinvestasi, kita memberikan orang-orang pekerjaan, kita memberikan manfaat, mereka punya kesempatan untuk mengejar ambisinya. Kemudian yang lebih jauh lagi adalah masyarakat sekitar. Karena itu di tahun 1998, masyarakat di dataran tinggi Papua berbeda dari sekarang," jelas Richard.
Menurutnya, ketika masyarakat terbantu dari program sosial yang diberikan Freeport, mereka akan memiliki umur yang panjang. Banyak anak-anak Papua yang mendapatkan pendidikan dan Kesehatan yang baik.
Oleh karena itu, ia mengatakan Freeport siap mengucurkan investasi di sektor sosial dengan total sekitar US$ 2 M hingga 2041.
"Saya perkirakan (Freeport) akan memberikan US$ 100 Juta per tahun hingga 2041 untuk investasi sosial di masa depan," ungkapnya.
Tak hanya bantuan sosial, Freeport juga memberikan kesempatan bagi masyarakat Papua untuk bekerja di Freeport. Hal ini dapat terlihat dari grafik pekerja Indonesia dan Papua yang meningkat dari tahun ke tahun.
Seperti di tahun 2005, tambang Freeport di Papua 19.805 pekerja dengan 14.568 di antaranya adalah orang Indonesia dan 4.734 di antaranya adalah orang Papua. Angka ini meningkat di tahun 2021 dengan 21.496 orang Indonesia dan 7.056 orang asli Papua.
"Presiden Joko Widodo senang melihat ini, karena 98% pekerja kami adalah orang Indonesia. Dan lebih dari 40% adalah orang Papua. Bahkan kita punya 2 manajer Papua yang hadir saat ini. Jadi saya ingin kalian semua paham kalau PTFI ini adalah perusahaan milik Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia harus siap menuju hilirisasi, caranya adalah tenaga yang sudah ada di dalam negeri dimaksimalkan dengan baik.
"Seperti di Freeport, dulu kita kasih belajar dari orang bule, sekarang yang mengendalikan Freeport adalah kawan-kawan dari Indonesia sendiri dan dari Papua. Ini contoh kecil dan yang harus kita lakukan adalah adanya percepatan," ungkap Bahlil.
Sebagai informasi, orasi Ilmiah dengan tema 'Transformasi Ekonomi Melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal' ini berlangsung pada 4-7 Oktober di 6 kampus negeri Pulau Jawa-Papua. 6 kampus tersebut antara lain ITS, UGM, ITB, UI, Uncen, dan Unhas.
Orasi ilmiah ini diperkirakan dihadiri oleh ribuan mahasiswa di masing-masing kampus yang didatangi. Hadir juga Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, jajaran Kementerian Investasi dan rektor masing-masing universitas.(dtf)