Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gurbernur Sumut, Edy Rahyamadi, mengapresiasi Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut yang meraih rekor MURI dalam hal melakukan tes urine terbanyak Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) bagi karyawannya.
Edy Rajmayadi menilai langkah Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut tersebut sangat positif untuk membantu pemerintah menyelesaikan penyalahgunaan NAPZA, antara lain dengan melakukan tes urin kepada seluruh karyawannya.
Hal tersebut disampaikan Edy Rahmayadi pada penganugerahan piagam penghargaan Rekor MURI terkait pelaksanaan pemeriksaan NAPZA terbanyak di Gedung Bright Gas PT Pertamina Patra Niaga Jalan KL Yos Sudarso Medan, Kamis (06/10/2022).
Lebih lanjut Pemprov Sumut dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumut, ujar Edy Rajmayadi, mendorong 33 Pemkab/Pemko untuk menganggarkan biaya rehabilitasi bagi korban penyelahgunaan narkotika dimasing-masing daerah tersebut.
Hal itu menurut Edy bertujuan untuk menekan angka penggunaan penyalahgunaan narkotika di Sumut. Sehingga perlu ada keterlibatan langsung oleh Pemerintah Daerah dan pihak terkait.
"Terus kita lakukan (penanganan narkoba) dari hulu ke hilir, pedagangnya, penggunaan terus dilakukan BNN dan Polisi," sebut Edy.
Selain penanganan bagi korban penyalahgunaan narkoba, Gubernur Edy mengungkapkan BNNP Sumut dan Polda Sumut terus melakukan tindakan upaya hukum pemberantasan narkoba di Sumut ini.
"Termasuk, dari luar (pemasok narkoba) sudah banyak ditangkapi. Pengguna dan pengedar banyak sudah ditangkapi," tutur mantan Pangkostrad itu.
Mantan Ketua Umum PSSI itu, menjelaskan bahwa untuk pemberantasan dan memerangi narkoba, ukan saja menjadi tugas dari Pemerintah, Polisi dan BNN saja. Namun, menjadi tanggungjawab bersama bagi seluruh pihak dan lapisan masyarakat.
"Kalau tidak bersama-sama, termasuk wartawan mengekspos ini, kita sangat sulit mengatasinya," pungkas Gubernur Edy.
Sementara itu, Kepala BNNP Sumut, Brigjen Pol Toga B Panjaitan mengharapkan setiap Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumut ini. Dapat menganggarkan untuk biaya rehabilitasi paling sedikit 1.000 orang per tahun.
"Satu Kabupaten/Kabupaten minimal setahun 1000 orang, kalau ada 33 Kabupaten/Kota dan satu Pemerintah provinsi angka 35 ribu orang sudah agak lumayan untuk menekan angka untuk korban penyelahgunaan narkoba," sebut Toga.
Toga mengatakan anggaran untuk biaya rehabilitasi ini, baru dilakukan Pemprov Sumut untuk 2.000 orang tahun 2022 ini. Namun, angka ini sangat kecil dari jumlah pengguna atau penyalahgunaan narkoba di Sumut capai 1,5 juta orang dan menduduki peringkat pertama di Indonesia.
"Untuk Sumatera Utara kita rangking satu penyalahgunaan narkoba, lebih kurang 1,5 juta orang (penyalahgunaan narkoba). Setahun ini, maksimal 2000 orang. Kami terbatas sumber daya manusia, anggaran, sarana dan prasarana," kata Toga.
Ia mengatakan sangat diperlukan bantuan dan kerja sama dari 33 Pemerintah Kabupaten/Kota. Sehingga angka penyalahgunaan narkoba di Sumut dapat ditangani dan ditekan dalam 5 tahun kedepan.
"Kami mengejar bapak Bupati dan Walikota untuk menganggarkan untuk merehabilitasi warganya menjadi korban penyalahgunaan. Mudah-mudahan tahun 2023, akan berjalan. Pelan-pelan, direhabilitasi yang pemakai ini, akan berkurang dan 5 tahun kedepan angka terus tertekan," jelas Toga.
Mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut itu, mengatakan pihak BNN memilik keterbatasan Sumber Daya Manusia, anggaran, sarana dan prasarana untuk melaksanakan rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkoba. Sehingga perlu kerja sama dilakukan antara BNN dengan pemerintah daerah.
"Kami mengejar bapak Bupati dan Walikota untuk menganggarkan untuk merehabilitasi warganya menjadi korban penyalahgunaan. Mudah-mudahan tahun 2023, akan berjalan. Pelan-pelan, direhabilitasi yang pemakai ini, akan berkurang dan 5 tahun kedepan angka terus tertekan," tandas Toga.
Sementara itu Executive General Manager Pertamina Petra Niaga Regional Sumbagut, Putut Andrianto, mengatakan kegiatan tes urin kepada seluruh karyawan Pertamina Patra Niaga tersebut baru pertama kali dilaksanakan. Sebanyak 2.500 pekerja telah dilakukan tes urin dan sekaligus memecahkan Rekor MURI sebelumnya.
Menurut Putut, hal ini untuk memotivasi pada seluruh region Pertamina Patra Niaga yang ada untuk mengikuti pencapaian yang telah dilakukan. "Komitmen itu kami tunjukan pada hari ini, hingga kami memperoleh penghargaan MURI," ujar Putut Andrianto.
Dijelaskan Putut, tes urin ini dilakukan karena Pertamina Patra Niaga bergerak dalam bisni penyaluran BBM dan produk pertamina kepada masyarkat. Pada proses penyaluran yang dilakukan operator terdapat potensi penyalahgunaan narkoba.
"Apabila operator kami mengunakan narkoba pastinya akan membahayakan masyarakat, makanya kita sangat tegas, apabila ditemukan, akan kita lakukan pemutusan hubungan kerja," katanya.
Sementara itu, Senior Manager MURI, Awan Rahargo, yang menyerahkan penghargaan itu mengapresiasi yang telah dilaksanakan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut dengan melaksanakan pemeriksaan NAPZA, sehingga telah memecahkan rekor sebelumnya sebanyak 2.441 orang.
"Ini merupakan suatu komitmen Pertamina untuk menjamin lingkungan yang sehat dengan terhindar dari penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu, kegiatan ini merupakan hal yang patut dicontoh agar Sumut bersih dari narkoba," katanya.