Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Mi instan kerap dijadikan makanan favorit sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk anak kos dan mahasiswa. Selain mudah diolah, makanan yang satu ini juga praktis untuk mengisi perut.
Terdapat berbagai macam varian mi instan yang disukai banyak golongan, mulai dari anak kecil hingga dewasa. Kebanyakan dari mereka mengatakan mi instan memiliki yang rasa enak serta mengenyangkan.
Berdasarkan data yang diperoleh, konsumsi mi instan di Indonesia menempati posisi kedua terbesar di dunia setelah Cina dengan 41,5 miliar bungkus.
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susesnas) tahun 2020 menunjukkan bahwa 92 persen atau sekitar 248,7 juta penduduk Indonesia pernah mengonsumsi mi instan (satuan bungkus sekitar 80 gr).
Berkaitan dengan itu, Ahli Gizi Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menjelaskan, kandungan gizi yang terdapat dalam mi instan belum seimbang dan baik untuk tubuh, sebagaimana dikutip dari laman resmi kampus pada Minggu (9/10/2022).
"Seringkali kita menemukan mie instan dijadikan solusi untuk mengatasi anak-anak yang sulit makan, padahal jika pemberian mie instan dibiasakan terhadap anak-anak mereka akan merasa ketagihan," ujarnya.
Lebih lanjut Tri menjelaskan dalam satu penelitian disebutkan mie instan mengandung karbohidrat yang tinggi. Konsumsi mi instan yang berlebihan akan berakibat buruk pada kesehatan, terutama anak-anak.
Bahaya Konsumsi Mi Instan Berlebihan
1. MSG sebabkan kecanduan
Apabila MSG yang terkandung dalam mi instan dikonsumsi secara berlebih, maka akan membuat anak terbiasa mengonsumsi makanan dengan rasa gurih yang berlebihan.
Akibatnya, anak tidak suka mengonsumsi makanan yang dimasak di rumah terutama sayuran yang dibutuhkan oleh tubuh.
2. Obesitas
Selanjutnya, mengonsumsi mie instan berlebih dapat mengakibatkan obesitas. Sebab, mi instan mengandung karbohidrat sederhana, lemak dan natrium tinggi.
Ketika dikonsumsi secara terus menerus akan mengakibatkan obesitas, kenaikan kadar gula darah dan kenaikan darah.
3. Picu diabetes dan darah tinggi
Konsumsi mi instan secara berlebihan dapat memicu munculnya penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi.
Ketika anak mengonsumsi mi instan berlebih sejak kecil tanpa edukasi, maka kebiasaan tersebut akan terbawa sampai dewasa.
"Pola makan yang kelebihan karbohidrat dalam jangka waktu lama akan memicu penyakit diabetes melitus dan juga obesitas," jelas Tri.
Dosen UM Surabaya itu menyarankan, jika ingin mengonsumsi mie instan lebih baik mencampurnya dengan bahan makanan lain sebagai sumber protein dan vitamin. Misalnya dengan sayur dan sumber protein hewani.
"Penambahan telur dan sayuran segar pada setiap penyajian mi instan untuk memperkaya nilai gizi mi instan. Hal ini dikarenakan karena pada dasarnya mi instan tinggi akan kalori, natrium dan lemak namun kadar protein dan serat cenderung kurang sehingga dapat digolongkan makanan yang kurang gizi," pungkas Tri.(dte)