Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Selama sepekan kedepan, pasar keuangan akan banyak dihiasi sejumlah agenda dan data penting. Namun pelaku pasar akan kembali masuk dalam situasi yang rumit, karena sejumlah agenda dan data penting tersebut justru kian menegaskan bahwa, jurang resesi sudah tidak mungkin dihindari. "Ekonomi global benar-benar dalam situasi rumit yang akan berbuntut pada tekanan pada kinerja pasar keuangan," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Minggu (9/10/2022).
Pekan ini, rilis data ketenagakerjaan akan dimulai dari Inggris, dimana data ketenagakerjaan bulan Juli diperkirakan akan tumbuh negatif meski tingkat pengangguran pada bulan Agustus diperkirakan masih akan tetap berada di level 3,6%. Sementara pertumbuhan ekonomi Inggris yang dihitung per triwulan pada Agustus diperkirakan akan mengalami kontraksi.
Selanjutnya data PPI Amerika Serikat (AS), inflasi pada indeks harga di tingkat produsen diperkirakan membaik. Namun data ini masih belum bisa menjamin bahwa kinerja pasar keuangan akan membaik. Berkaca kepada penyerapan tenaga kerja yang positif di akhir pekan lalu, indeks bursa di AS justru mengalami koreksi, karena membaiknya data tersbeut justru menjadi indikasi bahwa The Fed akan kokoh pada pendiriannya untuk menaikkan bunga acuan.
Menjelang akhir pekan, akan ada FOMC Minutes yang akan memberikan gambaran bagaimana kebijakan penyesuaian suku bunga dilakukan nantinya. Dan disini, pasar berpeluang bergejolak dengan fluktuasi yang bisa saja sangat tajam. Meskipun bisa sebaliknya jika sinyal The Fed justru ke arah penurunan suku bunga acuan atau dovish.
Diwaktu yang bersamaan, akan ada rilis data inflasi Jerman yang diperkirakan akan menembus 10%, ditambah inflasi inti AS yang akan naik, dan melandainya inflasi AS secara keseluruhan. Juga menyisahkan kekhawatiran akan potensi tekanan besar pada pasar keuangan.
"Jadi pasar keuangan kita masih sangat berpeluang untuk kembali terkoreksi. IHSG berpeluang untuk melemah di bawah level psikologis 7.000. Mata uang rupiah berpeluang kembali tertekan dengan resisten kuat di 15.500, dan harga emas juga berpeluang untuk terkoreksi. Emas sangat mungkin turun dikisaran US$1.675/troy ons atau dibawahnya. Sementara harga emas saat ini berada dikisaran US$1.695/troy ons," kata Gunawan.