Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sibolga. Wakil Wali Kota Sibolga, Pantas Maruba Lumbantobing mengatakan, upaya percepatan penurunan stunting memerlukan sinergitas dan kolaborasi lintas sektor, yang diwujudkan dalam bentuk dukungan anggaran kegiatan, promosi media, Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global,” kata Pantas ketika membuka kegiatan Advokasi KIE Stunting, di Aula Nusantara II Kantor Wali Kota Sibolga, Rabu (12/10/2022).
Dia pun meminta Dinas Kominfo Kota Sibolga gencar melakukan promosi lewat media massa untuk meningkatkan peran masyarakat dalam program bina keluarga balita (BKB), bina keluarga remaja (BKR), dan juga posyandu.
Menurut Pantas, intervensi tidak hanya dilakukan sektor kesehatan saja, tetapi juga sektor terkait lainnya, karena keberhasilan program ini dipengaruhi sektor non kesehatan dengan proporsi dukungan mencapai 70 persen.
Proporsi dukungan tersebut di antaranya, pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi. Paling utama pemahaman secara baik serta kepedulian individu dan masyarakat mengoptimalkan perannya dalam upaya penanggulangan stunting.
Siti Kausyiah Ginting mewakili Kepala BKKBN Sumut mengatakan, pemerintah telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dalam RPJMN 2022-2024 dengan target penurunan dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 14 persen di 2024.
“Berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia tahun 2021, angka stunting di Provinsi Sumatra Utara adalah 25,8 persen. Hal ini berarti setiap 4 orang anak terdapat 1 orang anak yang stunting. Angka stunting tertinggi Kabupaten Mandailing Natal sebesar 47,7 persen dan terendah Kabupaten Deli Serdang sebesar 12,5 persen,” katanya.
Kadis PPKB Sibolga, Richard M Pangaribuan, mengatakan kegiatan advokasi KIE tentang promosi dan pengasuhan 1.000 HPK ini merupakan upaya percepatan penurunan stunting di Kota Sibolga.
“Meningkatkan sinergitas antar OPD dan pemangku kepentingan, serta penguatan komitmen pelaksanaan program Bina Keluarga Balita Holistik Integritas (BKB HI) melalui pengasuhan 1000 HPK,” katanya.