Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara, Musa Rajekshah (Ijeck), menyambut hangat kunjungan silaturahmi Pengurus DPD Partai Demokrat Sumut di Kantor Golkar Sumut, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Senin (17/10/2022).
Kunjungan pengurus Demokrat Sumut, dipimpin M Lokot Nasution, didampingi Sekretaris Yudha Johansyah, dan Bendahara Tondi Roni Tua, Wakil Ketua Akhyar Nasution bersama sejumlah pengurus lainnya.
Topik pembicaraan dalam pertemuan yang dibalut suasana hangat penuh kebersamaan itu mencair, mengalir begitu saja.
Hingga kemudian Musa Rajekshah pun cerita blak-blakan soal dirinya sewaktu mau jadi Ketua Partai Golkar Sumut dan jadi calon Wakil Gubernur Sumut.
Ia memulainya dari cerita dirinya menemui Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sewaktu ingin menjadi Ketua Golkar Sumut.
Barulah kemudian Ijeck menceritakan perjalan politiknya, yakni soal dirinya diajak Edy Rahmayadi, yang saat itu mau menjadi Calon Gubernur Sumut, untuk menjadi Calon Wakil Gubernur Sumut.
Menurut Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah, dirinya sudah diajak Edy Rahmayadi maju di Pilgub Sumut 2018 sejak tahun 2016.
Namun saat itu Ijeck yang meskipun sudah mengenal Edy Rahmayadi sejak berpangkat mayor, belum dapat memenuhi ajakan itu. Hal lain juga karena saran keluarga.
"Pak Edy mau maju (di Pilgub 2018) dan meminta saya untuk jadi Wakil Gubernur. Waktu itu saya bertahan dua tahun tidak mau," sebut Ijeck.
Namun seiring berjalannya waktu, Ijeck pun melakukan istiqorah dan umrah meminta petunjuk Tuhan atas pinangan Edy Rahmayadi tersebut.
Akhirnya Ijeck pun bersedia jadi mendampingi Edy Rahmayadi. Di Pilgub Sumut 2018, pasangan ini dikenal dengan singkatan ERAMAS (Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah), yang kemudian keluar sebagai pemenang.
Lalu tentang dirinya menjadi Ketua Golkar Sumut, adalah juga karena pengaruh besar Edy Rahmayadi. Ia mengaku disuruh Edy Rahmayadi. Namun Ijeck pada awalnya menolak tegas alias tidak mau menjadi ketua partai.
'Karena pada waktu kami maju bersama Pak Edy, kami dua-dua tidak kader partai manapun. Saya disitu, Pak Edy apalagi karena tentara, pada waktu itu juga kita ditawari untuk menjadi ketua-ketua partai, saya disuruh menjadi ketua partai, saya tidak mau," jelas Ijeck.
Begitu pun, Edy Rahmayadi terus-terusan menyuruh dirinya untuk mengambil Partai Golkar Sumut.
"Pada waktu itu saya jelaskan karena dari awal pun beberapa partai yang mendukung, juga saya tidak mau menjadi kader. Namun setelah duduk, berjalan waktu, Pak Edy lah yang ngotot sekali meminta saya menjadi ketua partai, pak gubernur kita yang sekarang ini," jelas Ijeck lagi.
Meski disuruh Edy terus menerus seperti itu, juga tak membuat Ijeck mau begitu saja. "Saya bilang, saya cukuplah bang menjadi pemerintahan, wakil gubernur ini . Ini pun tak punya cita-citanya saya, tak punya mimpi saya, mimpi saya ingin menjadi pengusaha sukses. Karena orangtua saya dulu berpesan, jangan ada anak cucu saya masuk dalam pemerintahan," jelas Ijeck.
Bahkan Ijeck justru meminta agar Edy Rahmayadi saja yang menjadi ketua partai. "Abang (Edy Rahyamadi) saja lah yang jadi Ketua partai saya bilang. Tapi ini betul ini saya sampaikan, kalau pak Edy lupa nanti saya yang sampaikan ke beliau. Saya sampaikan sudah lah bang saya enggak mau menjadi di pemerintahan lagi," ucap Ijeck.
"Sekarang sudah masuk (partai politik), bukan berarti saya mau meninggalkan tanggungjawab saya, tidak. Saya akan mempertanggungjawabkan, dunia akhirat karena masyarakat memilih," ujar Ijeck lagi.
Ternyata yang membuat Ijeck menolak tawaran Edy untuk menjadi ketua partai adalah hanya karena tak ingin nantinya dirinya difitnah dan 'diantukkan' kepada Edy Rahmayadi
Artinya Ijeck tidak ingin ambisi politik yang berujung fitnah menjadi ketua partai politik di Sumut, untuk memuluskan dirinya maju sebagi calon Gubernur di Pilkada Sumut tahun 2024.
"Abang saja saya bilang, saya ini wakil abang nanti diluaran muncul fitnah, dikira orang saya mau maju lagi jadi Gubernur. Abang ajalah. Nanti kita di gosok-gosok orang jadi berantam kita," sebut Ijeck.
Tetapi sebaliknya Edy Rahyamadi terus menyakinkan Ijeck dan akhirnya Ijeck menuruti permintaan mantan Pangkostrad itu. Ijeck pun menjadi Ketua partai politik di Sumut dan memilih menjadi Ketua DPD Golkar Sumut.
"Enggaklah Ijeck aja. Kita kan udah kaya suami istri mana ada yang misahkan kita," kata Ijeck.
Namun setelah menjadi Ketua Partai Golkar Sumut, justru Edy Rahmayadi yang kerap menyindir dan mengusik partai beringin yang dipimpin Ijeck.
Hal itu antara lain ditunjukkan Edy Rahmayadi dalam acara hajatan Partai Demokrat Sumut, Jumat (09/09/2022), Edy mengaku kerap dibully kader-kader Golkar.
Kemudian sindiran ke Golkar berlanjut di acara Perindo Sumut pada hari yang sama. Ia menyebut Golkar suka negatif thingking kepada dirinya.
Kondisi sebaliknya justru ditunjukkan ke PDI Perjuangan. Menurut Edy, dulu PDI Perjuangan negatif thingking, namun saat ini malah baik sekali kepada dirinya.
Terakhir sindiran ke Golkar disampaikan Edy saat acara pelantikan pengurus DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) Sumut periode 2019-2024- sayap PDIP, di Hotel Grand Inna Jalan Putri Hijau, Medan, Rabu (21/09/2022).
Yang Kuning apa? Saya agak-agak trauma berjumpa kuning," ujar Edy Rahmayadi mengawali sambutannya, yang spontan mengundang riuh tawa dari hadirin dan undangan.
Tak cukup sampai di situ, di sela sambutannya pun mantan Pangdam I Bukit Barisan itu kembali menyindir Golkar. "Kuning ini bukan partai ya, kok ada hitam-hitamnya," ujar Edy lagi.
BACA JUGA: Demokrat Silaturahmi ke Golkar Sumut, Ijeck Cerita Sowan ke AHY Sebelum Pimpin Golkar Sumut