Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Di masa pandemi Covid-19, penyaluran kredit ke sektor pertanian yang terdiri dari pertanian, perburuan dan kehutanan mengalami perlambatan. Bahkan pertumbuhannya minus. Namun di tahun 2022, penyaluran kredit bank umum ke salah satu ujung tombak perekonomian Sumatra Utara (Sumut) ini sudah tumbuh positif secara konsisten. Per Agustus 2022, penyalurannya mencapai Rp 42,74 triliun atau tumbuh 2,72% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumbagut, pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan kredit tiga komoditas utama Sumut yakni kopi yang mampu menyerap kredit Rp672 miliar atau tumbuh 33,50% secara yoy dan padi menyerap Rp1,044 miliar atau tumbuh 38,11% dibandingkan tahun lalu. Kemudian kredit budidaya unggas bertumbuh positif dan relatif baik sebesar 24,69% yoy. Serapan kreditnya mencapai Rp1,497 miliar.
Kepala OJK Regional 5 Sumbagut, Yusup Ansori, mengatakan, OJK terus melakukan upaya untuk meningkatkan akses pembiayaan perbankan kepada para petani. "Salah satunya bersama pemerintah melalui TPAKD Sumatera Utara dengan memperbanyak pembentukan klaster pertanian dengan menciptakan ekosistem di kalangan petani yang mempermudah proses pengajuan, pencairan dan penjaminan kredit, sampai pemasaran produk pertanian," katanya, pada Media Lunch Talk, di Opal Coffee Medan, Rabu (19/10/2022).
Turut hadir pada kegiatan tersebut Deputi Direktur Manajemen Strategis, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK, Wan Nuzul Fachri, serta Anton Purba, Diputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Perizinan, Anton Purba.
Ditanya terkait serapan kredit ke budidaya unggas, Yusup mengatakan, sektor ini memang cukup potensial di Sumut. Perkembangannya terlihat dari waktu ke waktu dan jika melihat analisisnya memang memiliki potensi yang tinggi di Sumut.
Yusup mengatakan, tahun 2022 ini merupakan tahun pemulihan bagi Indonesia, baik dari segi kesehatan dan ekonomi, dari dampak masif pandemi Covid-19. Ini merupakan hal yang menggembirakan dan membanggakan mengingat tren pemulihan ini terus berlanjut di tengah pelemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi, pengetatan kebijakan moneter yang agresif, dan peningkatan tensi geopolitik yang berkepanjangan.
Seiring dengan hal tersebut, kondisi sektor jasa keuangan di Indonesia termasuk Sumut juga terus menunjukkan tren pemulihan kinerja di segala sektor. Secara umum, stabilitas sektor jasa keuangan Sumut yang terdiri dari 110 entitas Perbankan, 84 entitas Pasar Modal, dan 188 entitas IKNB, pada posisi Agustus 2022 sudah memperlihatkan perkembangan yang baik.
"Sehingga, dapat terus berperan besar dalam mendorong pemulihan ekonomi provinsi, khususnya pada kinerja intermediasi perbankan yang secara stabil bertumbuh positif," kata Yusup.