Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Hari ini, 28 Oktober 2022, Indonesia memperingati salah satu peristiwa paling bersejarah bagi bangsa ini, yaitu Sumpah Pemuda. Peristiwa ini terjadi sekitar 94 tahun yang lalu, tepatnya pada 27-28 Oktober 1928. Sebenarnya, hari itu adalah peristiwa berlangsungnya Kongres Pemuda II yang dilaksanakan di Batavia (Jakarta). Kongres tersebut dipimpin seorang pemuda bernama Soegondo Djojopoepito yang berasal dari PPPI (Partai Pelajar-Pelajar Indonesia).
Hari pertama dilaksanakan di Gedung Khatolikee Jongelingen Bond (Gedung Pemuda Katolik), dan di hari kedua dilaksanakan di Oost Java (sekarang di Medan Merdeka Utara 14). Kongres ini lah yang sebenarnya menghasilkan keputusan penting yang disebut dengan “Sumpah Pemuda”, dan nantinya masyarakat Indonesia selalu merayakannya setiap tahun, dan tahun ini sudah menginjak tahun yang ke-94.
Dalam perjalanan bangsa ini pemuda selalu memiliki peranan yang cukup vital, terlebih di bidang pendidikan. Sangat banyak pemuda atau pemudi yang kita kenal memiliki jasa yang cukup besar di bidang pendidikan Indonesia. Sebut saja Saur Marlina Manurung atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Butet Manurung”, seorang pemudi yang sudah bergerak didunia pendidikan sejak usianya kurang dari 30 tahun. Salah satu gagasannya yang paling kita kenal adalah Sokola Institute, yaitu sebuah program pendidikan bagi orang rimba yang tinggal di hutan Bukit Duabelas, Jambi.
Butet banyak mengalami penolakan dalam usahanya membawa literasi kepada orang rimba. Ia bahkan harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi dengan risiko dikeluarkan dari komunitas. Namun dia tetap bertahan. Tekadnya untuk mengajar anak-anak orang rimba membaca dan menulis semakin kuat seiring kemajuan belajar murid-muridnya. Seorang murid, yang merupakan putra kepala desa orang rimba, mampu menunjukkan ketidakakuratan kontrak tertulis terkait sengketa wilayah. Kepala desa kemudian dapat menuntut perubahan dalam dokumen yang melindungi kepentingan desa. Butet pun akhirnya mendapat dukungan.
Selain Butet Manurung, sebenarnya masih banyak lagi sosok pemuda-pemudi Indonesia yang berperan penting dalam perjalan pendidikan Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, peranan pemuda sudah cukup tergerus. Bahkan bisa dikatakan peranan vital yang berada di pundak pemuda sudah hilang dan akhirnya pemuda kehilangan citra di tengah masyarakat.
Kondisi Pendidikan Indonesia Memperihatinkan
Pendidikan merupakan salah satu hal yang fundamental bagi keberlangsungan bangsa dan harusnya menjadi perhatian khusus bagi pemuda, terlebih kondisi pendidikan Indonesia hari ini yang cukup memprihatinkan. Dalam survei kualitas pendidikan yang dikeluarkan Programme for International Student Assessment (PISA), Indonesia berada di posisi ke-72 dari 77 negara. Survei ini merupakan rujukan dalam menilai kualitas pendidikan di dunia dan hasilnya menunjukkan pendidikan Indonesia cukup tertinggal. Bahkan salah satu profesor dari Harvard mengatakan Indonesia membutuhkan waktu 128 tahun untuk bisa menyamai negara-negara maju saat ini.
Pemuda Menjadi Populasi Terbesar di Indonesia
Berdasarkan data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia yang dikategorikan sebagai pemuda-pemudi (rentang usia 8-39 tahun) mencapai 144,87 juta jiwa, yang jika dipersentasekan mampu menembus angka 53,81%. Jumlah ini tentunya menjadi angin segar bagi bangsa ini, dimana lebih dari setengah populasi masyarakatnya merupakan dari kalangan pemuda.
Jumlah ini cukup besar dalam upaya perbaikan kondisi pendidikan di Indonesia, apabila pemuda-pemudi di Indonesia mampu memainkan peranannya secara maksimal. Meminjam kalimat dari Bung Karno “Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia”, seolah menjadi representasi bahwasanya pemuda adalah pusat dari perubahan, sehingga upaya perbaikan kondisi pendidikan Indonesia yang sangat memprihatinkan saat ini merupakan tanggung jawab pemuda.
Selamat Hari Sumpah Pemuda
Momentum peringatan Sumpah Pemuda yang ke-94 ini harusnya mampu membangkitkan kembali semangat pemuda-pemudi Indonesia dalam upaya revitalisasi peranannya masing-masing, terkhusus di dunia pendidikan. Pemuda diharapkan muncul sebagai pembaharu dunia pendidikan melalui gagasan-gagasan inovatif yang seharusnya tak melulu terpaku pada fasilitas yang ada. Dalam artian, pemuda harus bisa keluar dari zona nyamannya sebagai upaya perbaikan kondisi pendidikan di Indonesia. Karena pada dasarnya masa depan suatu bangsa berada di genggaman para pemudanya, sehingga ketika para pemuda tidak lagi mampu memainkan peranan pentingnya dalam suatu bangsa, itulah titik awal kehancuran suatu bangsa.
Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-94 tahun (28 Oktober 1928 – 28 Oktober 2022). elalui tema “Bersatu Bangun Bangsa”, kiranya bisa menjadi titik balik dan stimulan bagi pemuda-pemudi Indonesia yang sudah sempat kehilangan peran vitalnya untuk kembali menjadi sentral peradaban bangsa, terkhusus dunia pendidikan.
Salam hangat dari saya!
====
Penulis mahasiswa program studi Pendidikan Masyarakat Universitas Negeri Medan, aktif di beberapa organisasi internal maupun eksternal kampus, dan sedang mencoba menekuni dunia literasi.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]