Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kementerian Keuangan RI mengganjar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut( dengan bonus sebesar Rp 10,32 miliar. Bonus itu diberikan karena Pemprov Sumut salah satu terbaik nasional dalam pengendalian inflasi. Provinsi Sumut masuk dalam 10 besar pengendalian inflasi.
"Sekali-sekali perlu sombong juga saya. Memang tinggal sombong ini yang saya punya. Saat ini Sumut masuk sepuluh provinsi yang paling bisa mengendalikan inflasi," ujar Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.
Hal itu dikatakan mantan Pangkostrad itu pada Rakor Penyerapan APBD Pemprov Sumut, Pemkab/Pemko se-Sumut Tahun 2022 dan Penanganan Dampak Inflasi, di Grand City Hall Jalan Balai Kota Medan, Rabu (02/11/2022).
Adapun 10 provinsi yang diganjar bonus karena berhasil mengendalikan inflasi adalah:
1. Kalimantan Barat Rp 10,83 miliar.
2.Bangka Belitung Rp 10,81 miliar.
3. Papua Barat Rp 10,75 miliar.
4. Sulawesi Tenggara Rp 10,44 miliar.
5. Kalimantan Timur Rp 10,41 miliar.
6. Yogyakarta Rp 10,41 miliar.
7. Banten Rp 10,37 miliar.
8. Jawa Timur Rp 10,33 miliar.
9. Bengkulu Rp 10,33 miliar.
10. Sumatera Utara Rp 10,32 miliar.
"Saat ini kita mendapat bonus dari Menteri Keuangan 10,3 miliar. Negara itu sampai memberikan bonus. Sampai memberikan apresiasi itu supaya bukan karena apresiasinya bukan karena bonusnya itu tetapi adalah ada yang harus kita lakukan dalam rangka menanggulangi hal-hal yang sulit ini," kata Edy.
Lebih lanjut mantan Ketua Umum PSSI itu menyebutkan ke depan seluruh unsur Forkopimda akan menguraikan penanganan inflasi dengan menyusun deskripsi pekerjaan (job description).
"Apakah harus kita urai masalah ini. Kalau tidak bisa kita arahkan kita buat job description. Kami sudah lakukan di daerah, setiap 3 bulan kami rapat membahas isu-isu yang perlu kami antisipasi. Isu up to date kita khususnya adalah inflasi," katanya.
Gubernur Edy berharap kondisi ekonomi di Sumatera Utara bisa dipertahankan dalam posisi seimbang. "Kita harus pertahankan agar tidak lebih banyak barang dari uang, tapi tak boleh juga uangnya lebih banyak barang tak ada. Inflasi kita repot lagi kita. Inilah keseimbangan itu harus kita jaga," pungkasnya.