Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut tercermin oleh peningkatan konsumsi masyarakat, sektor pariwisata, kinerja ekspor, dan membaiknya aktivitas ekonomi seiring terkendalinya pandemi Covid-19. Karena itu, Kementerian Keuangan memproyeksikan, pada kuartal III-2022, ekonomi domestik tumbuh positif kisaran 5,4%-6%.
Sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik yang terus berlanjut, industri otomotif mencatatkan pertumbuhan penjualan ritel mobil baru domestik sebesar 22% yoy dari 600 ribu unit menjadi 732 ribu unit. Sementara penjualan ritel motor baru domestik meningkat 2% menjadi 3,8 juta unit di kuartal III 2022.
Penjualan industri otomotif diperkirakan terus tumbuh didukung faktor ekonomi domestik yang solid, serta membaiknya daya beli konsumen, serta meningkatnya pasokan produksi otomotif.
"Pencapaian kinerja industri otomotif yang cukup baik hingga September 2022 memberikan dampak positif terhadap kinerja bisnis Adira Finance. Pembiayaan tercatat tumbuh 21% yoy menjadi Rp21,9 triliun. Pembiayaan baru pada segmen mobil dan sepeda motor masing-masing tumbuh 37% dan 2%. Total piutang yang dikelola juga tumbuh 5% menjadi Rp 41,8 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Presiden Direktur Adira Finance, I Dewa Made Susila, dalam keterangan tertulis, Kamis (3/11/2022).
Secara regional, pembiayaan baru Adira Finance wilayah Sumatera Bagian Utara di kuartal III 2022 mencapai Rp2,6 triliun, naik 30% jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama didorong pertumbuhan pembiayaan baru segmen mobil dan non otomotif masing-masing sebesar 62% dan 27%. Secara keseluruhan, area Sumatera Bagian Utara berkontribusi 12% dari total pembiayaan baru Adira Finance.
Dalam mendukung Pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Adira Finance bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) menggelar Festival Kreatif Lokal (FKL) yang diselenggarakan di 5 Desa Wisata pada Agustus-November 2022. Melalui kegiatan ini, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat lebih maju terutama segmen UMKM.
"Selain itu, kami juga menyelenggarakan Adira SOBAT Expo yang merupakan pameran pembiayaan multi produk Adira Finance di lebih dari 20 titik yang tersebar di seluruh Indonesia pada Agustus-Oktober 2022," kata I Dewa Made Susila.
Dari sisi keuangan, pendapatan bunga Adira Finance meningkat 2% menjadi Rp6,7 triliun, sementara beban bunga turun 5% menjadi Rp2,3 triliun yang sejalan dengan adanya penurunan pada jumlah pinjaman dan biaya bunga. Sehingga, pendapatan bunga bersih meningkat 6% menjadi Rp4,4 triliun dan margin bunga bersih meningkat dari 13,1% menjadi 18,1%.
Beban operasional relatif stabil menjadi Rp2,7 triliun, sementara cost of credit terus mengalami penurunan sebesar 39% menjadi Rp683 miliar hingga September 2022. Hasilnya, Adira Finance berhasil membukukan laba bersih naik signifikan sebesar 52% menjadi Rp1,1 triliun. Sehingga Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perusahaan masing-masing meningkat menjadi 6,3% dan 17,3% dari sebelumnya sebesar 3,7% dan 12,6% di kuartal III 2021.
Per posisi September 2022, rasio gross NPL konsolidasi menunjukkan tren yang membaik dan dikelola dilevel 1,9%, turun dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 3,2%. Penurunan ini didukung aktivitas ekonomi yang berangsur pulih sehingga mempengaruhi kapasitas pembayaran konsumen.
Dari sisi pendanaan, kata I Dewa Made Susila, perusahaan terus melakukan diversifikasi melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan perusahaan induknya, Bank Danamon dan memperoleh pinjaman eksternal yang meliputi pinjaman bank dan obligasi.
Per September 2022, Pembiayaan Bersama mewakili 47% dari piutang yang dikelola. Sementara itu, total pinjaman eksternal perusahaan pada September 2022 tercatat turun 9% menjadi Rp 10,8 triliun, terdiri dari pinjaman bank baik dalam negeri dan luar negeri dan obligasi, masingmasing memberikan kontribusi 42%:58%.
"Hasilnya, gearing ratio turun menjadi 1,1 kali dari sebelumnya 1,4 kali, sehingga Perusahaan masih memiliki ruang gerak yang cukup besar untuk melakukan ekspansi bisnis ke depannya," kata I Dewa Made Susila.