Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) meminta bank tidak terburu-buru menaikkan bunga kredit walaupun bunga acuan sudah naik. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan likuiditas bank masih longgar, sehingga masih ada ruang untuk bunga yang lebih rendah.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Darmawan Junaidi mengungkapkan jika dilihat dari sudut pandang sistem perbankan yang mengelola dana masyarakat lalu menyalurkan dalam bentuk kredit sebagai fungsi intermediasi, masih terbuka peluang untuk belum menaikkan suku bunga kredit.
"Sepanjang cost of fund bank dapat dikelola pada level yang masih lebih rendah daripada bunga kredit," kata dia kepada detikcom, Jumat (4/11/2022).
Darmawan menjelaskan secara makro ekonomi, sistem perbankan juga sangat membutuhkan kondisi perekonomian yang kondusif, sehingga aktivitas ekonomi akan menghasilkan hasil yang positif untuk mendapatkan pertumbuhan.
"Ini yang menurut hemat kami dapat menyambut baik pernyataan BI," ujar dia.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan memang setelah bunga acuan naik akan ada penyesuaian pada suku bunga deposito.
"Baru belakangan bunga kredit. Betul jangan buru-buru naikkan bunga," ujarnya.
Namun Jahja menyebut, jika bunga kredit menggunakan standar Jibor+, karena Jibor sudah naik, maka bank akan mengikuti pada bunga kredit.
"Kalau (bunga) deposito, nasabah melihat surat utang negara untuk deposito besar dan government bond ini sudah naik," ujar dia.
Sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, walaupun bunga acuan naik saat ini perbankan disebut tetap bisa menyalurkan kredit. Hal ini karena likuiditas di perbankan nasional yang masih longgar dan terjaga.
Dia menyebut dari data BI alat likuid per dana pihak ketiga (DPK) masih di atas 27%. "Dampak kenaikan suku bunga BI ke suku bunga kredit akan lebih lama, karena likuiditas lebih longgar. Jadi bank tidak harus buru-buru menaikkan bunga kredit karena likuiditas masih longgar," kata Perry.
Perry menyebutkan, dengan longgarnya likuiditas ini merupakan sentimen positif untuk bank sehingga bunga kredit tak perlu buru-buru naik.
Sebelumnya dari data BI di pasar uang, suku bunga IndONIA pada 19 Oktober 2022 naik 102 bps dibandingkan dengan akhir Juli 2022 menjadi sebesar 3,82%, sejalan dengan kenaikan BI7DRR dan penguatan strategi operasi moneter Bank Indonesia.(dtf)