Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Petani tebu di Mojokerto Jawa Timur mengeluhkan soal sulitnya mengangkut tebu jika sedang musim hujan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satu petani bernama Mardianto menyampaikan, sebenarnya sudah ada alat bantu yang memudahkan dalam kondisi itu, tetapi alat itu belum banyak.
"Sering menyampaikan bahwa kesulitan ada, terutama hujan, petani tidak bisa mengeluarkan tebutnya. Sudah disiapkan alat baru untuk menanggulangi. Tidak memakai tenaga manusia namanya saya nggak tahu itu pak. Bisa membawa dari becek ke jalan yang keras, alat angkutnya," tarang Mardianto dalam video yang diunggah YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (5/11/2022).
Lalu Jokowi bertanya, yang mana alat dimaksud oleh Mardianto. "Pundi barangnya?" tanya Jokowi.
"Yang hitam itu, bisa keluarkan (tebu) dari jalan becek menuju ke jalan, karena truknya nggak bisa masuk," jawab Mardianto.
Jokowi kemudian bertanya, berapa banyak alat tersebut yang dibutuhkan petani tebu. "Jadi butuh berapa banyak?" tanya Jokowi.
"Minimal 100, pak. Koperasi di sini ada 40 koperasi yang rata-rata punya 1.000 hektare," jawab Mardianto.
Jokowi pun bertanya berapa harga dari alat tersebut. Tak sempat dijawab, pejabat lain yang hadir dalam kesempatan itu menjelaskan, bahwa ada program dari Menteri BUMN Erick Thohir yakni Program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur) yang akan memenuhi kebutuhan sarana petani.
"Sudah ada program Menteri BUMN program Makmur, nanti salah satunya adalah sarana pertanian," kata pejabat tersebut.
"Tak cek loh nggih," jawab Jokowi.
Dalam kesempatan dialog langsung dengan Jokowi, Mardianto menyampaikan jika koperasi petani tebu memiliki alat tersebut maka dipastikan bisa menggilir tebu hingga 12 juta kuintal.
"Itu kalau koperasinya punya semua sudah luar biasa, bisa giling 12 juta. Kaya zaman dulu. Kalau dulu 12 juta dalam satu tahun, 12 juta kuintal. Ini memang alhamdulillah Pak Presiden kami laporkan, semua tebu," tuturnya.
Terlebih, menurut Mardianto alat angkut tebu itu juga diperlukan karena banyak petani yang tidak lagi mampu mengangkut sendiri. Sementara jika menggunakan jasa angkut, biayanya terlalu mahal.
"Sehingga perlu kami tingkat bersama sama kawan-kawan kita bisa masih bisa optimal dilengkapi sarana yang ada terutama saat musim hujan, karena banyak petani tidak sanggup tenaga tebangnya mahal dan tidak mau, karena nggak kuat banyak yang di sungkai, lahan sulit, pegunungan. Kalau dijawab dengan alat seperti itu Insyaallah pabrik kita optimal," pungkasnya.(dtf)