Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejumlah tokoh pemuda Sumatra Utara (Sumut) mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap siapa di belakang Ismail Bolong yang menuding Kabareskrim Komjen Agus Andrianto memenerima setoran hasil tambang ilegal. Menurut mereka, meski Ismail sudah mencabut pernyataannya dan meminta maaf, Kapolri tetap harus mengungkap tuntas kasus itu untuk memulihkan citra insitusi Polri.
Demikian ditegaskan Ketua Dewan Pembina Presidium Eksponen Pemuda Mahasiswa Lintas Agama Sumatera Utara (Sumut) Rajamin Sirait saat berdiskusi dengan wartawan, di Kisah Kafe, Medan, Senin sore (7/11/2022)
Rajamin didampingi sejumlah tokoh pemuda di Sumu,t antara lain, mantan Ketua Umum DPD IMM Sumut, Muslim Simbolon; mantan Ketua Umum PMII Sumut, Labuhan Hasibuan; mantan Ketua Umum GMNI Sumut, Bonny Sianipar; mantan Ketua Umum IMM Sumut, Zulfi Amri dan ulama peduli Kamtibmas Polda Sumut, HM Yusri Isfa.
"Permintaan maaf Ismail Bolong kepada Agus Andrianto tidak cukup. Polri harus mampu mengungkap fakta sesungguhnya siapa-siapa yang memperalat dan mendesain Ismail Bolong melakukan hal tersebut. Apa motif dan tujuannya. Kami tidak ingin kondisi Polri yang saat ini lagi banyak masalah di internalnya dengan kasus Irjen Ferdy Sambo dan Irjen Teddy Minahasa diperkeruh lagi dengan tuduhan yang ditujukan kepada Agus Andrianto," kata Rajamin.
Pihaknya mensinyalir saat ini dalam tubuh Polri terjadi persaingan yang tidak sehat dan politik balas dendam yang saling menghabisi. Istilahnya "kapal dibocori dari dalam". Hal ini harus menjadi perhatian Kapolri untuk membenahi institusinya dan mengembalikan kepecayaan masyarakat.
Labuhan Hasibuan menambahkan, pihaknya tidak percaya dengan tuduhan Ismail itu. Menurutnya, saat menjalankan tugasnya di Sumut, pihaknya tidak pernah mendengar ada hal negatif atau semacam yang dituduhkan Ismail Bolong kepada yang dilakukan Agus Andrianto.
Hal senada disampaikan Bonny Sianipar. Saat ini Agus Andrianto, kata Bonny, fokus menangani dan mengungkap fakta yang sebenarnya atas kasus Irjen Fredy Sambo. Tuduhan ini, kata Bonny, sengaja dimunculkan untuk mendiskreditkan Agus Andrianto.
Sementara Yusri Isfa menambahkan, Agus merupakan jenderal bintang tiga yang sangat berpeluang menjadi Kapolri menggantikan jenderal Listyo Sigit. Jadi fitnah itu adalah rangkaian untuk menghempang Agus.
Sebelumnya beredar video pengakuan Ismail Bolong yang mengaku menyetor uang hingga Rp 6 miliar ke kabareskrim Komjen Agus Andrianto dari hasil kegiatan tambang ilegal. Ia mengaku bekerja sebagai pengepul batu bara dari konsesi tanpa izin. Kegiatan ilegal itu disebutnya berada di daerah Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim, yang masuk wilayah hukum Polres Bontang, sejak Juli 2020 sampai November 2021.
Belakangan, ia menarik pernyataannya terkait setoran uang ke Kabareskrim itu. Mantan anggota Polri dengan pangkat terakhir Aiptu yang bertugas di Satuan Intelijen Keamanan Polresta Samarinda, Kalimantan Timur itu mengaku saat itu dirinya diminta membuat testimoni dan diancam. Karena di bawah tekanan, ia pun membaca tulisan yang telah dibawa oleh Karo Peminal Divisi Propam Polri saat itu, Brigjen Hendra Kurniawan.
Ismail Bolong mengaku telah pensiun dini sejak Juli 2022 setelah videonya yang menuding Kabareskrim Komjen Agus Andrianto menerima setoran uang miliaran darinya dari hasil pengepulan ilegal penambangan batu bara viral di media sosial.
BACA JUGA: Persaingan Kursi Kapolri, Aktivis Gerakan 98 Sumut Ini Sebut Ada Upaya Jegal Komjen Agus Andrianto