Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Para pengusaha senior yang pernah berhimpun dalam naungan Kadin Sumatera Utara (Kadinsu) dan Kadin Medan sepakat meminta pemerintah pusat agar menjadikan Sumut jadi pusat penelitian aren di Indonesia. Hal tersebut beranjak dari kondisi tumbuh suburnya tanaman aren di Sumatra Utara.
Usulan tersebut disepakati akan disampaikan kepada Kadin Sumut supaya diformulasi dan kemudian diteruskan kepada kementerian terkait di Jakarta.
Hal itu menjadi salah satu kesimpulan pertemuan para mantan pengusaha terkemuka di Sumut dan Aceh yang digelar di Medan Club, Selasa (22/11/2022).
Pada pertemuan layaknya reuni informal itu tampil dua narasumber, yakni Riza Mutyara (mantan pengurus Kadin Sumut) dan Ody Kusriadi (Dewan Penasihat Kadin Medan.
Hadir pada pertemuan itu deretan pelaku usaha senior di bidangnya masing masing mantan Ketua Badan Pariwisata Sumut, Henry Hutabarat; mantan Ketua Kadin Sumut, H Irfan Mutyara; mantan Ketua Gapensi Sumut, SB Pardede; mantan Ketua Ikatan Sekretaris Indonesia Sumut, Nurhahati "Bibie" Lubis; mantan Kepala Dinas Pariwisata Sumut, Nurlisa Ginting; mantan Konjen Jerman, Liliek Darmadi, Tommy Wistan, mantan Ketua BPD HIPMI Sumut, Sabri Basyah, Eswin Soekarja, Tjongga, Suganda.
Juga hadir Komisaris Bank Sumut, Bharata Kesuma dan mantan Ketua Kadin Aceh yang juga mantan anggota DPR RI, H Firmandes,
Ody Kusriadi memaparkan sekaligus mengajak para stakeholder yang ada di Sumut agar memuliakan tanaman aren yang merupakan salah satu tanaman serba berguna, mulai dari nira, batang pohon aren, termasuk buah pohon enau yakni kulang kaling yang sangat digemari masyarakat karena berkhasiat sebagai obat.
"Beberapa waktu lalu seorang pengusaha Batam datang ke Sumut mencari kolang kaling sebanyak banyaknya untuk diolah menjadi bahan pangan termasuk kolang kaling," katanya.
Namun peluang bisnis itu belum dapat direalisir karena terkendala pasokan kolang kaling yang tidak terjamin kuantitasnya.
Dia juga menyebutkan, nira aren dapat diolah menjadi gula berkualitas tinggi mengungguli gula tebu yang jamak dikenal masyarakat.
Sebab, gula aren mengandung fruktosa, sedangkan gula tebu mengandung glukosa yang sangat tinggi kandungan gulanya.
Ody mengatakan, pohon aren tumbuh di seluruh kondisi struktur tanah mulai dari dataran rendah, gambut hingga dataran tinggi.
Ody yang sudah membudidayakan tanaman aren di salah satu kabupaten di Sumut mengaku terbius membudidayakan pohon aren (enau) atas bimbingan Guru Besar Fakultas Pertanian USU, Prof Ir MPL Tobing (alm).
Dari sisi pemeliharaan tanaman, kata Ody, merawat tanaman aren sangat mudah dan sederhana. Berbeda dengan merawat tanaman sawit yang membutuhkan perawatan intens.
Bahkan, pengembangan tanaman aren akan mendukung program pemerintah dalam program penghijauan dan pelestarian lingkungan.
Kata Ody yang mantan pengurus perusahaan periklanan di Sumut itu, bercermin dari potensi ekonomi yang dihasilkan dari tanaman aren maka Sumut barus mengambil peluang yakni supaya dijadikan pusat penelitian dan pengembangan tanaman aren di Indonesia.
Dr Ir Sukaria Sinulingga mengatakan, selain mengajak masyarakat mengembangkan budi daya aren hal yang perlu dipersiapkan adalah menangani pasca panen supaya tidak mengecewakan petani kelak.
Pada kesempatan itu moderator, Raya Timbul Manurung menambahkan jika budi daya tanaman aren dikembangkan maka hal tersebut akan membantu mempercepat Indonesia menjadi swasembada gula.
Penggagas kegiatan Henry Hutabarat mengatakan, pertemuan tersebut selain menggali potensi bisnis untuk ditukarkan kepada pengusaha muda sekaligus arena silaturrahmi para pengusaha yang sudah senior juga menjembatani hubungan pengusaha lintas generasi.