Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
BARU-baru ini Kabupaten Tapanuli Selatan yang merayakan hari jadinya ke-72 justru mengalami kisah pahit. Bagaimana tidak? Fenomena yang viral perilaku beberapa pelajar yang begitu “beringas” menendang seorang ibu paruh baya. Awal kejadiannya di saat gerombolan pelajar yang berpakaian Pramuka melintasi jalanan dan bertemu dengan seorang ibu paruh baya (nenek-nenek). Menurut pengakuannya, mereka ingin memberikan nenek tersebut sebatang rokok, namun seorang rekan pelajar ini menendang si nenek hingga tersungkur.
Kejadian yang begitu sadis tersebut bukan hanya menjadi sorotan bagi masyarakat Tapanuli Selatan, melainkan juga telah menjadi isu nasional, juga didapatkan di beberapa media online, seperti: https://lensakini.com/daerah/ini-motif-pelajar-asal-angkola-timur-tapsel-tendang-seorang-nenek/ dan juga di https://news.detik.com/berita/d-6417409/motif-pelajar-pelat-t-tendang-nenek-hingga-tersungkur-iseng-iseng. Kejadian yang sungguh tidak berprikemanusiaan telah ditampilkan oleh oknum pelajar Tapanuli Selatan ini terjadi pada Sabtu (19/11/2022).
Memang semua pelaku telah berhasil diamankan oleh pihak berwajib, Polres Tapanuli Selatan. Demikian juga korban (ibu paruh baya) yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) telah dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Medan.
Kejadian amoral ini tentu berlawanan dengan visi misi Kabupaten Tapanuli Selatan, sebagaimana yang tercantum dalam laman resminya: https://tapselkab.go.id/page/visi-misi#:~:text=Tapanuli%20Selatan%20yang%20Maju%20Berbasis,Alam%20yang%20Produktif%20dan%20Lestari. Yaitu VISI : Tapanuli Selatan yang Maju Berbasis Sumber Daya Manusia Pembangunan yang Unggul, Sehat, Cerdas, Sejahtera serta Sumber Daya Alam yang Produktif dan Lestari.
Adapun misinya di antaranya meningkatkan kualitas sumber daya manusia pembangun yang unggul dan mandiri berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta iman dan taqwa serta meningkatkan standar hidup layak, keamanan dan kenyamanan bagi seluruh lapisan masyarakat Tapanuli Selatan.
Jika memang Kabupaten Tapanuli Selatan menjamin keamanan dan kenyamanan bagi seluruh lapisan masyarakatnya, kenapa kejadian yang dilakukan oleh oknum pelajar tersebut justru tidak mendukung terhadap visi dan misi Tapanuli Selatan? Berarti ada yang salah dengan dunia pendidikan Tapanuli Selatan, terutama pendidikan karakter/moral para pelajar.
Memang kita akui bahwa selama 2 tahun belakangan ini dunia dilanda wabah pandemi COVID-19, yang mewajibkan beberapa instansi pemerintahan juga lembaga pendidikan seperti sekolah untuk menerapkan proses Daring, atau work from home (WFH). Proses tersebut tentu ada plus dan minusnya dalam dunia pendidikan.
Seharusnya dalam proses belajar-mengajar dikenal dengan metode teladan, dimana para guru/tenaga pendidik menjadi contoh teladan bagi para siswanya. Namun dalam metode daring tidak ditemukan. Apalagi tanggung jawab pendidikan karakter selama ini hanya dibebankan kepada guru bidang studi tertentu, seperti guru agama, yang sungguh tidak sanggup untuk memenuhi tuntutan keberhasilan pendidikan karakter tersebut.
Pendidikan karakter yang merupakan penanaman/internalisasi nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, sebagaimana halnya daerah Tapanuli Selatan dikenal dengan tanah adat, masyarakatnya yang begitu kuat “memegang” adat istiadat juga sopan-santun dalam berprilaku. Namun kenapa kembali kejadian tidak berprikemanusiaan di atas terjadi?
Melalui ini, kita tawarkan beberapa cara untuk menjadikan pendidikan karakter dapat terlaksana dalam lingkungan sekolah, antara lain sosialisasi kepada seluruh stakeholders (komite sekolah, masyarakat dan lembaga tertentu), pengembangan dalam kegiatan sekolah, meliputi integrasi moral/etika (pendidikan karakter) dalam setiap mata pelajaran, mengadakan kegiatan pengembangan diri, melaksanakan bimbingan konseling kepada pelajar yang mengalami masalah, serta melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat pelajar.
Melalui beberapa cara tersebut semoga tujuan pendidikan karakter, yaitu membentuk bangsa yang tangguh, berjiwa kompetitif dan patriotik, berakhlak mulia, bermoral, berjiwa moderat dan toleran serta berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang tetap dilandaskan atas iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat diterapkan di bumi Tapanuli Selatan. Juga dengan adanya sinergisitas kerja sama antara sekolah, orang tua juga masyarakat.
====
Penulis Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Programstudi Pascasarjana UIN Syeikh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan.
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]