Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara (Sumut) pada tahun 2023 sedikit menurun dibandingkan tahun 2022. Jika 2022 proyeksinya mencapai 4,9%, maka di tahun depan hanya dipatok dikisaran 4,7%. Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Sumut karena adanya ancaman resesi dan beberapa kendala yang akan berdampak dengan perlambatan ekonomi di tahun depan.
"Jadi proyeksi tahun 2023 berkisar 3,9-4,7%. Tetap tumbuh tapi sedikit melambat, tidak seperti negara lain yang mengalami resesi," kata Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sumut, Ibrahim, Kamis (1/12/2022).
Ibrahim mengatakan, tantangan di tahun 2023 itu terkait perlambatan karena akan ada ancaman resesi ekonomi dunia. Semua pihak diminta untuk waspada namun kita tetap optimis ekonomi bisa tetap melaju. "Tantangan tidak semakin mudah tetapi semakin kuat dan ketidakpastian semakin tinggi," katanya.
Di tahun 2023, ungkap Ibrahim, pergerakan inflasi juga cukup tinggi. Kenaikan harga beberapa komoditi seperti cabai merah masih cukup mengkhawatirkan.
"Inflasi kemarin sangat tinggi sekali, mulai dari lebaran kemudian berlanjut. Kemudian bulan Agustus ada arahan dari pak Presiden terkait pengendalian inflasi ini sangat penting terutama inflasi yang disumbang oleh Volatile Food. Kemudian BI bersama dengan kementerian terkait untuk membuat Gerakan Inflasi Pangan, ini yang kita gaungkan dan tahun depan akan berlanjut lebih masif," jelas Ibrahim.
Ibrahim menambahkan, sinergi kebijakan yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan BI, antara lain melalui penguatan implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan optimalisasi pemanfaatan anggaran pemerintah untuk pengendalian inflasi pangan, diharapkan dapat mengarahkan inflasi kembali ke dalam sasarannya pada paruh kedua tahun 2023.