Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdailycom-Taput. Harga beras lokal di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara mencatatkan harga tertinggi dalam sejarah. Pantauan medanbisnisdailycom Kamis (2/12/2022) di beberapa toko beras di pasar tradisional Siborongborong, harga beras melambung tinggi hingga mencapai Rp 190.000/kaleng, dari harga normal sebelumnya Rp 150.000/kaleng. Di tingkat pedagang pengecer harga beras bahkan mencapai Rp 200.000 lebih/kaleng.
Untuk diketahui, sistem jual-beli beras di wilayah Tapanuli Utara pada umumnya menerapkan alat ukur kaleng, bukan timbangan. 1 kaleng beras jika dikonversi ke bentuk timbangan berkisar 16 kg. Itu artinya, harga 1 kg beras di Taput mencapai Rp 12.500/kg
Demikian halnya di beberapa tempat penggilingan padi di sejumlah desa, harga jual beras kepada konsumen juga mengalami kenaikan terbilang drastis di kisaran Rp 190.000-Rp 200.000/kaleng. Memasuki bulan Januari tahun depan harga diperkirakan akan terus naik.
Pengusaha penggilingan padi mengaku terpaksa menaikkan harga jual beras karena harga gabah kering yang dibeli dari para petani telah mencapai Rp 70.000/kaleng.
Ironisnya, melambungnya harga beras di pasar tradisional dan penggilingan padi terjadi pada periode semester II tahun 2022. Sejumlah pengusaha kuliner (warung makan) di seputaran pasar tradisional Siborongborong mengungkapkan, kenaikan harga beras diawali pada bulan September 2022 dan terus merangkak naik hanya dalam hitungan bulan.
"Pada bulan September harga beras kami beli masih di kisaran Rp 150.000/kaleng. Tiba-tiba naik jadi Rp 160.000, Rp 180.000 hingga pada bulan Desember tembus Rp 190.000/kaleng," kata H.Hutasoit, salah seorang pengusaha warung makan di Siborongborong.
Ia berharap Disperindag Taput agar segera melakukan operasi pasar karena ditengarai melambungnya harga beras tidak semata-mata dikarenakan naiknya harga jual gabah kering di tingkat petani, melainkan karena ulah para pedagang spekulan.
"Disperindag Taput hanya terkesan diam dan tidak ambil pusing dengan terjadinya fluktuasi harga beras dan harga komoditas pertanian lainnya, khususnya di pasar tradisional Siborongborong," jelas para pedagang.
Hingga berita ini dilansir, pihak Disperindag Taput belum bisa dimintai tanggapan atas melambungnya harga beras di Taput.
Untuk diketahui, komoditas beras di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, pada umumnya merupakan beras merah lokal. Umur tanaman sejak masa tanam hingga panen sekitar 6 bulan. Saat ini (bulan Desember) merupakan periode tanam padi dan akan memasuki masa pada bulan Juni-Juli.
Disamping sebagai komoditas pertanian yang diperdagangkan, beras juga digunakan sebagai alat bayar pada acara-acara adat. Baik pada pesta pernikahan maupun pada pesta orang meninggal (saur matua-red).
Misalkan pada salah satu arisan adat (par marga on-red), setiap anggota wajib membayar 3 solup beras (1 solup setara dengan 2 liter) pada suatu acara adat. Maka setelah kenaikan harga beras saat ini juga mengalami dampak. Jika sebelumnya jika di rupiahkan hanya Rp 150.000 naik menjadi Rp 166.000.