Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Memiliki impian untuk menjadikan pendidikan di Kabupaten Batubara satu langkah di depan yang lain, Arief Mahdian, guru UPTD SMPN 3 Air Putih, Kabupaten Batubara, selalu merangkul guru-guru di daerah tersebut untuk menerapkan praktik baik pembelajaran di sekolah masing-masing. Sebab, melalui penerapan praktik baik di kelas, maka kualitas pendidikan akan terangkat yang otomatis akan berdampak baik pada siswa-siswi.
Telah bergelut di dunia pendidikan selama kurang lebih 21 tahun, Arief Mahdian menjadi Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation yang memiliki tugas untuk mendampingi guru-guru SMP di Batubara dalam Praktik Baik Pembelajaran. Menjadi pendamping guru-guru, Arief Mahdian yang juga mendapat tugas sebagai Wakil Kepala Sekolah UPTD SMPN 3 Air Putih awalnya merasa tidak akan mampu mengemban tugas sebagai Fasda Tanoto Foundation.
"Saya awalnya menolak menjadi Fasda Tanoto Foundation karena takut waktunya tidak bisa diatur. Karena saya juga punya tugas sebagai Wakil Kepala Sekolah UPTD SMPN 3 Air Putih. Bahkan saya mengatakan biar dicari orang lain saja. Tapi karena saya dapat rekomendasi juga dari Tanoto Foundation, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara tetap menunjuk saya. Tugas itu saya emban di tahun 2021 lalu," cerita Arief Mahdian, kepada Medanbisnisdaily.com, Rabu (14/12/2022).
Dituturkan Arief, sebelum ditunjuk jadi Fasda Pembelajaran, ia sudah belajar menulis soal bagaimana praktik baik pada saat mengajar di kelas. Sejauh ini, ia sudah menulis sekitar 10 artikel dimana ia belajar menulis dengan sejumlah media massa seperti Sumut Pos, Media Indonesia, Kompas.com, Waspada dan lainnya.
Pendampingan yang dilakukan Arief Mahdian di Batubara sendiri sebenarnya cukup memiliki tantangan. Karena di Batubara ada sekitar 45 SMP Negeri/Swasta. Misalnya saat pembahasan Modul I dari Tanoto Foundation. Di Batubara, Tanoto Foundation hanya memiliki 8 mitra. Dengan jumlah itu, bisa dipastikan akan sulit mendampingi 45 sekolah. Namun karena kerja sama dengan Dinas Pendidikan, maka pembahasan modul I bisa berjalan karena pelaksanaannya memakai tim.
"Ini sangat penting. Karena kita bisa menguasai sebua konsep dan ada yang lain bisa mengkover. Karena hasilnya kan untuk harapan kita bersama. Pendidikan yang lebih berkualitas," ucanya.
Dalam pengalamannya mendampingi guru-guru sebagai Fasda Pembelajaran, Arief berkisah jika menghadapi orang dewasa itu, pada kenyataannya lebih sulit dibandingkan anak siswa. "Namun itu mudah-mudahan bisa diatasi karena sudah belajar sebelum mendampingi. Jika tidak siap, hasilnya pasti tidak akan maksimal," sebut Arief.
Diceritakan Arief, banyak guru-guru yang dalam praktik baik pembelajaran ingin melakukan seperti halnya Fasda. Tapi untuk di tahap itu, memang butuh pelatihan. Karena Praktik Baik Pembelajaran Modul I mungkin masih bisa diterapkan tanpa ikut pelatihan. Namun untuk Modul II dan III memang harus ikut pelatihan.
Begitupun, bagi Arief, praktik baik ini tetap disebarluaskan dengan harapan guru-guru yang didampingi bisa menyerap dan mempraktikkan dengan baik di sekolahnya. Ia sendiri, sebagai Fasda di Batubara, membuka diri untuk berkomunikasi dengan guru-guru yang didampingi. Mereka bisa bertanya dengan japri jika ada yang belum dimengerti.
"Saya beri semangat ke mereka bahwa hari ini mungkin saya yang ada di hadapan mereka dan menerangkan soal praktik baik pembelajaran. Tapi nanti, mungkin mereka juga akan menjadi Fasda," ujar Arief.
Praktik Baik di Tanoto yang diterapkan di sekolah yakni MIKIR sebenarnya tidak terpikirkan orang lain. MIKIR yakni Mengalami, Interaksi, Komunikasi, Refleksi pada kenyataannya membuat sekolah menjadi lebih hidup dengan apa yang dilakukan guru. Praktik Baik ini membuat interaksi antar sesama siswa lebih hidup. Dari hasil interaksinya, si anak bisa merefleksi. "Jadi pembelaran di kelas lebih hidup. Karena kita juga membuat formasi tempat duduk seperti leter U atau bulat. Jadi tidak lurus. Interaksi antar siswa maupun dengan guru bisa lebih banyak," tuturnya.
Praktik Baik yang diterapkan di sekolah salah satunya melalui keberadaan Sudut Baca. Ini menjadi sangat penting untuk merangsang minat baca siswa. Di setiap kelas, Sudut Baca ini wajib ada. Arief pun selalu menekankan ini pada guru-guru yang ia dampingi.
"Saya tidak akan berhenti dengan pencapaian sejauh ini. Saya ingin lebih banyak sekolah terutama di Batubara menerapkan praktik baik pembelajaran. Karena siswa juga akan bergerak mengikuti gurunya. Jadi guru-guru juga jangan lelah untuk dunia pendidikan yang lebih baik, maju dan kompetitif," pungkas Arief.