Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sepanjang tahun 2022, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terus berupaya meredam gejolak perekonomian terutama peningkatan inflasi, khususnya harga kebutuhan pangan yang meningkat akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, kenaikan suku bunga.
Peningkatan inflasi itu membuat biaya modal menjadi lebih mahal, pelemahan mata uang rupiah, kenaikan harga pupuk, yang mendera perekonomian Sumut di tengah harapan pemulihan ekonomi diawal tahun.
Pada tahun 2021 Perekonomian Sumut sudah mampu tumbuh positif 2,61% yang sebelumnya dimasa pandemik sempat mengalami kontraksi -1,07%. Kinerja Pertumbuhan Ekonomi Sumut terus mengalami peningkatan selama tahun 2022, dimana Triwulan I tumbuh 3,90%, kemudian berlanjut di Triwulan II tumbuh 4,7%, dan Triwulan III tumbuh 4,97%.
Pertumbuhan positif itu didorong meningkatnya konsumsi dengan naiknya daya beli masyarakat, meningkatnya sektor usaha pertanian dan meningkatnya kinerja ekpsor, terutama ekspor turunan dari kelapa sawit yang merupakan produk unggulan Sumut.
Sehingga diharapakan pada akhir tahun 2022, perekonomian Sumut dapat tumbuh 5% yang akan didorong oleh Belanja Pemerintah melalui stimulus APBD tahun 2022. Disamping meningkatnya pertumbuhan ekonomi, angka kemiskinan juga menurun menjadi 8,42% yang sebelumnya 8,49%.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, didampingi Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut, Naslindo Sirait, dalam refleksi kinerja Perekonomian Sumut tahun 2022 kepada wartawan, Sabtu (31/12/2022).
Edy Rahmayadi mengatakan pemulihan perekonomian setelah pandemi Covid-19 tidak berjalan mulus. Hal itu karena dihadapkan dengan meningkatnya inflasi, terutama dampak dari kebijakan kenaikan BBM Bersubsidi memacu inflasi, dimana pada bulan September dan Oktober tingkat inflasi tahunan di Sumut sempat mencapai 6,14%.
Pemprov Sumut melalui berbagai strategi yang dijalankan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) berhasil menurunkan Inflasi sampai bulan November turun menjadi 5,03% dan dibawah rata-rata tingkat inflasi nasional.
Atas keberhasilan Pemprov Sumut dalam mengendalikan inflasi, Pemerintah Pusat memberikan penghargaan dengan memberikan anggaran sebesar Rp 10,3 miliar.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, menguraikan berbagai program yang dijalankan oleh Pemprov Sumut untuk pengendalian Inflasi mulai dari penguatan sisi produksi seperti pemberian bibit tanaman, ikan dan ternak kepada petani, pemberian pupuk organik, pemberian bantuan sarana dan prasarana produksi bagi UMKM.
Kemudian pemberian alat tangkap ikan bagi nelayan, memperbaiki jalur distribusi melalui peningkatan penggunaan e-commerce bagi UMKM, pembangunan aplikasi distribusi penjualan cabai.
Selain itu, mengoptimalkan Kerjasama Antar Daerah (KAD), yakni perdagangan antara daerah surplus ke daerah yang defisit di Sumut, peningkatan penggunaan produk dalam negeri untuk mengurangi inlasi karena impor dan melakukan pasar murah dan operasi pasar secara massif.
Untuk jangka jangka panjang, pengendalian inflasi berupa pembangunan sentra pertanian terpadu di Kabupaten Dairi seluas 400 ha tanaman hortikultura. Dengan berbagai intervensi program tersebut, harga-harga dapat dikendalikan sekaligus mengurangi disparitas harga antar wilayah di Sumut.
Dikatakan, Pemprov Sumut sangat sadar bahwa Inflasi yang tinggi akan mengurangi daya beli, dan pada akhirnya akan meningkatkan kemiskinan. Karena itu intervensi Pemprov Sumut di sisi supply akan dapat mengurangi biaya produksi sehingga harga pada tingkat konsumen menjadi terjangkau, namun petani tetap mendapatkan harga yang wajar sehingga Nilai Tukar Petani (NTP) dapat terjaga dan petani menjadi sejahtera.
Pemprov Sumut juga mengintervensi pengendalian Inflasi dari sisi demand, dengan berupaya menahan daya beli masyarakat agar tidak turun dengan memberikan perlindungan sosial.
Pemprov Sumut menyiapkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan Sembako yang jumlahnnya dianggarkan di APBD sebesar Rp 77,6 miliar, terdiri dari dana Bantuan Sosial (Bansos) Rp 58,7 miliar, penciptaan lapangan pekerjaan Rp 5,1 miliar dan Perlindungan Sosial Rp 13,3 miliar dan Bantuan Subsidi Transportasi bagi masyarakat tidak mampu Rp 4 miliar.
Intervensi dari sisi penawaran dan dari sisi demand yang dilakukan Pemprov Sumut dapat menahan laju Inflasi sekaligus mendorong pemulihan ekonomi agar terus dapat berlanjut tumbuh positif.
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, menyampaikan pilihan di masa sulit, memang harus melihat perekonomian secara komprehensif, tidak hanya mengendalikan Inflasi semata, tetapi berbarengan dengan pengendalian Inflasi.
"Kita juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui stimulus ekonomi dan memberikan bantuan sosial sehingga daya beli masyarakat bisa tetap kita sokong, mengingat bahwa 51 persen perekonomian Sumatera Utara sumbernya ditopang dari sisi konsumsi," ujar Edy.
Selain itu, Gubernur Edy Rahmayadi di berbagai kesempatan mendorong semua perbankan, baik Bank Pemerintah (HIMBARA) dan Bank Pemerintah Daerah seperti Bank Sumut maupun bank-bank swasta agar menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga yang rendah 3%, dimana pada tahun 2022 KUR dapat terealisasi melebihi target, dimana realisasi sampai dengan 30 Desember KUR mencapai Rp 18,6 triliun, dengan target Rp 18 triliun atau tercapai 103%
Edy Rahmayadi menyampaikan bahwa tantangan perekonomian tahun 2023, diprekdiksi banyak kalangan seperti IMF dan Bank Dunia diwarnai dengan bayang-bayang gelap adanya resesi dan gangguan ekonomi, terutama dikarenakan kondisi ekonomi diluar yang membuat gangguan pada ekonomi domestik.
Kondisi itu banyak diluar kemampuan untuk mengendalikannya. "Yang bisa kita lakukan adalah membangun mitigasi, sekalipun sulit untuk mengukur seberapa jauh mitigasi tersebut dapat menghindarkan kita dari gejolak ekonomi yang tak terduga.
Untuk memitigasi agar dampak resesi global tidak terjadi di Sumatera Utara," ujar Edy.
Karena itu, Gubernur Edy Rahmayadi telah menyusun serangkaian mitigasi resiko perekonomian 2023, yakni dengan mengandalkan APBD 2023 sebagai stimulus untuk bisa memperkuat sektor ketahanan pangan, peningkatan produktivitas pertanian, hilirisasi hasil-hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah serta memberdayakan UMKM dan penggunaan teknologi dan digitalisasi baik di sektor hulu maupun di sektor hilir.
Selain itu, juga dilakukan pembangunan infrastruktur, terutama jalan-jalan provinsi dan pembangunan bendungan dan irigasi serta memperkuat dan memperluas penggunaan pupuk organik untuk mengurangi ketergantungan impor pupuk serta pengembangan pariwisata lokal yang dapat meningkatkan kunjungan wisata baik asing maupun lokal.
Untuk pembangun infrastruktur jalan, Edy Rahmayadi mengatakan sudah jalan dengan metode multiyears (tahun jamak) membangun jalan provinsi 450 km yang diharpakan tahun 2023 akan rampung.
Lebih lanjut Gubernur Edy Rahmayadi menguraikan bahwa adanya ketidakpastian perekonomian ini, mengingat eskalasi geopolitik yang belum sirna, malah justru yang kian meningkat dan adanya perlambatan perekonomian di mitra dagang Sumut sepertu USA dan Tiongkok. Karena itu Pemprov Sumut perlu mempersiapkan masyarakat dengan memberikan edukasi untuk berhadapan dengan skenario terburuk yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Edy Rahmayadi menyampaikan bahwa kekuatan ekonomi Sumut ada pada masyarakat. Karena itu masyarakat harus dibangun, agar masing-masing mempersiapkan diri untuk memitigasi segala kemungkinan buruk yang akan terjadi ditengah harapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun 2023 dengan terus optimis, produktif dan kreatif.
"Pengalaman kita menghadapi krisis-krisis sebelumnya seperti Krisis Moneter tahun 1997, Krisis Keuangan Global tahun 2008 dan Krisis Ekonomi karena pandemi Covid-19 membuat kita kaya pengalaman, menjadi kreatif, Di setiap krisis selalu muncul ide dan solusi atas persoalan-persoalan yang ada membuat masyarakat kitab isa bertahan dan dan tumbuh," ujar Edy.
Memasuki tahun 2023, Gubernur Edy Rahmayadi berharap kepada seluruh masyarakat Sumut untuk terus memanjatkan doa, sembari terus berusaha dan beriktiar agar ekonomi Sumut semakin efesien, jauhkan pungli, semakain produktif dan berdaya saing.
Pemprov Sumut menghimbau agar masyarakat tidak panik, tetapi selalu optimis dan terus menghasilkan karya-karya kreatif, terlebih khusus bagai generasi milienal yang secara struktur demografi jumlahnya mencapai 56% dari struktur penduduk yang ada saat ini, diyakni sebagai salah engine perubahan sekaligus engine pertumbuhan ekonomi dengan segala ide kreatifitasnya. "Dan dengan memperhatikan semuanya itu, Sumyt di tahun 2023 diyakini akan terhindar dari jurang resesi ekonomi," pungkasnya.