Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sebanyak 4 pejabat eselon II (Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, mengalami demosi atau penurunan level jabatan eselon.
Kini mereka "turun kelas" setingkat di bawahnya, yakni menjadi pejabat eselon III (pejabat administrator), dan disebar ke sejumlah OPD.
Hal itu terungkap pada pelantikan pejabat eselon III Pemprov Sumut oleh Gubernur Edy Rahmayadi di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (05/01/2023).
Keempat pejabat eselon II yang didemosi itu dilantik Edy Rahmayadi disaksikan Sekdaprov Sumut, Arief Sudarto Trinugroho, bersamaan dengan 8 pejabat eselon III lainnya.
Adapun pejabat yang didemosi adalah:
1. Ir. Herianto, M.Si, menjadi Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumut dari sebelumnya Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumut.
2. Dr. Hendra Dermawan Siregar, S.STP, M.SP, menjadi Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sumut dari sebelumnya Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sumut.
3. Ir. Supriyanto, M.M, menjadi Sekretaris Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sumut dari sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumut.
4. dr. Tengku Amri Fadli, M.Kes, menjadi Wakil Direktur Pengembangan Pendidikan dan Promosi Bisnis UPTD. Khusus Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Provinsi Sumut dari sebelumnya Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Sumut.
Gubernur Edy Rahmayadi tak memberi penjelasan khusus atas penurunan jabatan eselon tersebut. Namun faktanya jabatan eselon II Herianto, Hendra Dermawan Siregar dan Tengku Amir Fadli adalah ekses dari perampingan OPD.
Untuk diketahui, penurunan jabatan 4 pejabat eselon II itu ke eselon III adalah baru pertama kali dilakukan Edy Rahmayadi di masa pemerintahannya sejak menjabat sebagai Gubernur Sumut tahun 2018.
Namun menurut Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sumut, Safruddin, ada pertimbangan pimpinan mengapa terjadi penurunan eselon.
"Tentu pertimbangan mana, kenapa dia diturunkan, itu karena pertimbangan, kita tidak mau ada yang non job, kita tau kalau gak salah Medan itu non job 3 orang, kita gak mau, karena dia pernah eselon II dikembalikan ke eselon sebelumnya, jadi tidak ada yang total los itu yang pertama," ujar Safruddin menjawab wartawan.
Penyebab lainnya adalah dari hasil uji kompetensi ataupun assesment. "Dan itu semua menjadi akumulasi pertimbangan, kenapa yang bersangkutan, dan itu tentu, ada nilai objektif disitu. Itu memang tidak di ekspos, hanya untuk internal dan itu sifatnya rahasia jabatan," jelasnya.