Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Dairi. Puluhan massa Aliansi Peduli Penggunaan Anggaran Negar (AP2AN) demo di depan Kantor DPRD dan Bupati Dairi di Jalan Sisingamangaraja, Sidikalang, Rabu (25/1/2023).
Massa AP2AN menuntut pergantian seluruh personel manajemen RSUD Sidikalang terkait meninggalnya bayi dalam kandungan saat dilakukan operasi cesar.
Dalam demo tersebut, massa AP2AN menyampaikan 4 tuntutan yang dibacakan koordinator aksi Sennang Berampu, yakni:
1.Mendesak Bupati Dairi mencopot Direktur RSUD Sidikalang dr Pasalmen Saragih.
2.Ganti seluruh personel pada manajemen RSUD Sidikalang.
3.Revisi SK Bupati No.547/1440/VIII/2021.
4.Mempertahankan dokter Tarmizi A Rangkuti SpA untuk tetap bekerja di RSUD Sidikalang.
Masa aksi diterima anggota dewan dari Komisi III DPRD dari PKB, Alfriansyah Ujung dan Komisi II, Nasib Marudur Sihombing dari Partai Nasdem
Kepada masa aksi, kedua anggota dewan tersebut mengatakan akan membawa kasus kematian bayi di RSUD Sidikalang pada rapat dengar pendapat (RDP) dan akan dibentuk panitia khusus (Pansus).
Kepada Komisi III DPRD Dairi, Nasib meminta untuk membentuk tim Pansus menindak lanjuti kasus kematian bayi dalam kandungan saat dilakukan operasi cesar di RSUD Sidikalang, sehingga tragedi kemanusiaan itu tidak terulang lagi.
"Komisi III DPRD Dairi segera membentuk tim khusus untuk menindaklanjuti kasus kematian bayi di RSUD Sidikalang," pintanya.
Usai aksi demo di depan Kantor DPRD Dairi, masa aksi selanjutnya bergerak ke Kantor Bupati Dairi untuk melakukan aksi yang sama.
Disana masa aksi ditemui langsung Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu. Kepada bupati masa aksi menyampaikan tuntutan yang sama.
Bupati Eddy Keleng Ate Berutu mengatakan, rumah sakit sebuah lembaga khusus yang dikelola secara khusus. Sebagian besar pengelolanya adalah orang ahli-ahli medis dengan orang-orang kualifikasi tertentu dan tidak sembarangan orang yang bekerja di sana.
"Di dalam pengelolaan rumah sakit itu ada 2 organ penting, yang pertama pengelola dan kedua tenaga-tenaga medis. Mereka memiliki tugas masing-masing," sebut Eddy Berutu.
Di rumah sakit manapun termasuk di Dairi untuk perlakuan medis dilakukan oleh dokter spesialis dan tidak bisa diintervensi.
Terkait peristiwa tewasnya bayi yang terjadi di RSUD Sidikalang memang sangat memilukan dan sekarang sedang dilakukan penanganan. Ada 3 tim yang sudah turun, yakni komite medik, Komite kode etik dan Ombusmand yang akan bekerja secara independen.
"Siapapun tidak bisa mengintervensi kerja mereka dalam menangani masalah tersebut," ujarnya.
Bila nanti hasil pemeriksaan tim independen ini sudah selesai dan keluar hasilnya, maka akan diumumkan secara terbuka, agar semua pihak mengetahuinya masalah yang terjadi sebenarnya terkait penanganan medis terhadap bayi yang meninggal.
"Hasilnya nanti akan kita umumkan secara terbuka, agar semua pihak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya," terang Eddy Berutu.
Setelah mendengarkan penjelasan bupati, masa aksi pun membubarkan diri dan berjanji akan melakukan aksi dengan melibatkan masa yang lebih banyak lagi apabila tuntutan mereka tidak ditanggapi.