Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rektor Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Dr H Yanhar Jamaluddin MAP mengemukakan berbagai kendala yang dihadapi perguruan tinggi swasta (PTS) di daerah.
Menurut Rektor UISU, kendala PTS di daerah antara lain, pembayaran uang untuk proses akreditasi program studi yang harus melalui proses akreditasi mandiri dan sulitnya proses penilaian untuk pengajuan guru besar profesor.
Hal itu dikatakan Rektor UISU Dr H Yanhar Jamaluddin MAP kepada Panja Perguruan Tinggi Komisi X DPR RI saat kunjungan kerja di Universitas Negeri Medan, Kamis (26/1/2023)
“Beberapa kendala di penilaian yaitu pusat mengabaikan penilaian yang sudah dilakukan di tingkat wilayah LLDikti. Persoalan lain adalah kurangnya dosen dan kualitas dosen. Saya berharap dari hasil ini, kita semua menemukan titik terang penyelesaian masalah dan isu-isu ini,” harap Rektor UISU Dr H Yanhar Jamaluddin MAP.
Hadir di pertemuan itu, Ketua Panja Perguruan Tinggi Komisi X DPR RI, Dede Yusuf; Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng Pramestuti dan anggota komisi X DPR RI.
Kemudian, Direktur Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat Ditjen Diktiristek, Prof Dr Ir M Faiz Syuaib M beserta tim. Selain itu juga hadir Kepala LLDikti Wilayah 1 Sumut Prof Drs Saiful Anwar Matondang MA PhD; Wakil Rektor II bidang SDM dan Keuangan USU, Muhammad Arifin Nasution SSos MSP; Direktur Politeknik Negeri Medan, Abdul Rahman SE Ak MSi dan sejumlah Rektor PTS yang ada di Medan.
Dede Yusuf menyampaikan, kunjungan kerja ini dalam rangka menyerap aspirasi, masalah ataupun isu-isu yang terjadi di lapangan perguruan tinggi negeri (PTN) maupun PTS.
Berdasarkan data statistik, saat ini angkatan kerja lebih dari 14 persen. Banyaknya anak-anak yang tidak melanjutkan studinya ke perguruan tinggi dan banyaknya dosen S2 yang tidak melanjutkan ke jenjang S3 dan begitupun S3 yang susah untuk menjadi guru besar.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa rendahnya tingkat serapan angkata kerja dikarenakan 80 persen sarjana salah masuk jurusan. Isu lainnya ialah adanya kesenjangan antara peguruan tinggi negeri maupun swasta.
M Faiz Syuaib mengatakan, terkait berbagai kandala yang disampaikan akan menjadi bahan perhatian untuk ditindaklanjuti guna mencari solusi secepatnya.***