Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Indonesia merupakan salah satu negara dengan cakupan layanan air yang masih kurang. Namun demikian, hal tersebut justru bisa menjadi daya tarik investor untuk mengucurkan dana pada sektor tersebut.
Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali menyebutkan hingga saat ini sudah banyak investor yang berminat di sektor penyediaan air. Hal itu karena di Indonesia, cakupan layanan air pipa baru sekitar 21,69% sehingga peluang untuk investasi di sektor tersebut masih besar.
"Bagi Indonesia sampai saat ini di sektor air minum nationally baru melayani 21,69% dengan air perpipaan, sisanya nonperpipaan. Kenapa? Bukan karena airnya tidak cukup, tetapi ada gap antara kapasitas fiskal yang dimiliki oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang harus ditutup dengan mengundang private sector," ucapnya usai acara Seminar I Sub Tema Water and innovative Finance sebagai rangkaian road to World Water Forum ke-10, di Hotel Fairmont, Selasa (7/2/2023).
Firdaus Ali menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang cukup 'seksi' di sektor air perpipaan. Hal itu karena cakupan pelayanannya masih rendah jika dibandingkan dengan Singapura yang sudah 100% dan Malaysia sebesar 78%.
"Di Indonesia baru 21,69% baru perpipaan di negara dengan 267 juta penduduk ini. Artinya peluangnya besar sekali. Tapi peluang ini tidak mungkin terealisasi apabila tidak ada kepastian tarifnya seperti apa, adjustment tarifnya seperti apa sehingga mereka tidak yakin," tuturnya.
Direktur Pengembangan Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Sri Bagus Guritno menuturkan bahwa saat ini salah satu negara yang berminat untuk berinvestasi di sektor penyediaan air adalah Korea Selatan.
"Di sini sudah ada yang dari Korea, (jadi) panelis di sini malahan," ungkapnya.
Sementara itu, untuk target nilai investasi dari berlangsungnya acara World Water Forum masih belum diungkapkan secara rinci.
"Besar sekali. Ini kita perlu sekitar 60% dari GDP dunia. Besar sekali. Karena apa? Karena (penyaluran air) kita tertinggal, jadi kita harus mengejar untuk hal tersebut," tutur Vice Chairman of Program and Session 10th World Water Forum 2024 Arie Setiadi.
Sebagai informasi, World Water Forum ke-10 akan dilaksanakan di Bali pada 18-24 Mei 2024 mendatang. Pagelaran tersebut akan mengusung tema 'Water for Shared Prosperity'.
Sebelum menuju acara puncak pada 2024 mendatang, ada beberapa acara yang akan diselenggarakan. Di antaranya Kick off meeting atau 1st Stakeholder Consultation Meeting pada Februari 2023, 1st Pre-Summit pada Maret 2023, 2nd Pre-Summit pada Juni 2023, National Stakeholder Forum dan Pre-Summit 3 pada Agustus 2023, dan Focus Group Discussion pada Desember 2023.(dtf)