Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sibolga. Kisruh persoalan kursi panas Bupati Padang Lawas (Palas) memasuki babak baru. Bahkan kini malah merembet ke internal Partai Golkar, di mana dua kader seniornya saling melempar komentar satu sama lain.
Informasi dihimpun, Jumat (10/2/2023), kader senior Golkar Sumut, Sahlul Umur Situmeang awalnya mengkritik Ketua Golkar Sumut Musa Rajekshah.
Kritikan itu terkait ketidakmampuan Golkar Sumut memperjuangkan nasib dan hak Bupati Palas, Ali Sutan Harahap bergelar Tengku Sutan Oloan (TSO) yang merupakan kader Partai Golkar.
Namun, kritikan itu malah dibalas miring oleh Wakil Ketua Korbid Golkar Sumut, Riza Fakhrumi Tahir yang menilai Sahlul ngelantur dan ngawur. Bahkan, Riza menuduh Sahlul pernah mengkudeta kursi Golkar Kota Sibolga.
Menyikapi tudingan itu, Sahlul malah menyebut Riza Fakhrumi Tahir memang dikenal sebagai sosok orang yang paling sok tahu.
“Dari dulu dia (Riza) itu dikenal sok paling jago. Saya yang di Sibolga, kok dia pula yang ngaku-ngaku paling tahu. Soal Golkar Sibolga yang disebutnya itu, waktu itu Riza masih anak bawang di Golkar Sumut. Belum ngerti apa-apa, cuma jadi tukang suruh-suruh saja,” ucap Sahlul kepada medanbisnisdaily.com lewat sambungan telepon, Jumat (10/2/2023).
Mantan Ketua DPRD Sibolga itu menyebut tuduhan Riza soal kudeta kursi Golkar Sibolga tak berdasar. Karena polemik Golkar Sibolga saat itu sebenarnya berawal dari hasil Munas Golkar tahun 2009 di Riau. Saat itu, Sahlul mendukung Surya Paloh sebagai calon Ketum Golkar.
“Dukungan ini atas hasil Pleno Golkar Sumut. Jadi dukungan ke Pak Surya itu menjalankan perintah Golkar Sumut. Namun, hasil Munas yang menang Bapak Aburizal Bakrie. Dan merembetlah kepada Golkar Sumut dan kabupaten/kota di Sumut. Itu biasa terjadi pasca Munas Golkar,” terang Sahlul.
Sahlul menambahkan, saat itu Riza Fakhrumi Tahir belum memahami apapun terkait dinamika Partai Golkar Sumut.
“Jadi jagalah hasil kerja kerja senior itu, jangan menjelekkan kerja para senior partai terdahulu. Riza harus introspeksi diri dan berkaca dulu sebelum berbicara. Atau kalau mau belajar lagi, tanyakan ke Hardy Mulyono yang saat itu Sekretaris Golkar Sumut,” kata Sahlul.
Sahlul juga mengingatkan, seharusnya pengurus Golkar Sumut sekarang ini lebih fokus memperjuangkan nasib dan hak kadernya di Kabupaten Palas. “Kalau si Riza ini yang ditonjolkan, itu sama saja menipiskan peluang TSO kembali aktif jadi Bupati Palas. Kasihan TSO yang kita kenal sebagai orang dekat Ketua Golkar Sumut,” ujar Sahlul.
Dijelaskan, pada Jumat 27 Januari 2023 yang lalu, Bupati dan Wakil Bupati Palas bersama Ketua DPRD diundang oleh Kemendagri dengan nomor surat 100.2.7/0713/0713.
Undangan itu memerintahkan agar keduanya hadir di Kantor Kemendagri pada Selasa 31 Januari 2023 untuk membahas dinamika penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Palas.
“Rapat memutuskan, mengembalikan TSO senagai Bupati Palas dan Zarnawi Pasaribu sebagai Wabup Palas,” katanya.
Atas hal itu, Gubsu Edy Rahmayadi menggelar rapat bersama TSO dan Zarnawi. Gubsu tetap menegaskan, bahwa pemerintahan di Kabupaten Palas dijalankan oleh Plt Bupati Palas Zarnawi Pasaribu.
“Disitulah saya mengkritik Golkar Sumut yang dianggap tidak mampu memperjuangkan nasib dan hak kadernya sendiri,” Sahlul menambahkan.