Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Badan Informasi Geospasial (BIG) menemukan gunung bawah laut setinggi 2.300 meter di perairan Pacitan. Apakah ada potensi bahayanya?
BIG telah melaporkan penemuan itu kepada Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji. Bupati yang akrab disapa Mas Aji itu berharap temuan gunung bawah laut itu jadi kabar baik bagi daerah yang dipimpinnya. Dia meyakini gunung dapat membawa keberkahan.
"Doa kita semua semoga temuan ini adalah kabar baik dan bukan menjadi suatu ancaman," kataIndrata seperti dikutip dari detikJatim Senin (13/2/2023).
Lalu, apakah memang ada ancaman dari temuan gunung bawah laut baru di Pacitan itu? Pakar Geologi ITS Prof Amin Widodo mengungkapkan perlu adanya penelitian lebih lanjut.
"Kalau kita pengen tahu ya ke sana langsung (untuk meneliti)," kata Amin.
Amin hanya mengingatkan ancaman yang bisa muncul dari sebuah gunung bawah laut. Yakni saat gunung tersebut longsor hingga memicu tsunami.
"Bahayanya itu kalau longsor seperti di Cianjur, ada gempa terus (gunung bawah laut) longsor. Nah, longsor gunung bawah laut itu bisa menimbulkan tsunami," ujar Amin.
Tsunami yang ditimbulkan dari longsor gunung bawah laut bisa membahayakan karena muncul tanpa tanda-tanda atau peringatan.
"Tapi ya untuk memastikan gunung bawah laut yang ada di Pacitan itu harus dilihat dulu. Belum tahu juga gunung aktif atau tidak," kata Amin.
Amin mengatakan, gunung bawah laut baru itu terbentuk bukan karena efek seringnya gempa. Justru karena adanya tumbukan lempeng lah gempa bisa terjadi. Kendati demikian, perlu penelitian lebih lanjut apakah ada potensi bencana lainnya yang bisa ditimbulkan dari gunung bawah laut tersebut.
"Tumbukannya yang menimbulkan gempa. Daerah sepanjang itu kan sering gempa," kata Amin.
Ya, gunung bawah laut ditemukan di perairan 200 kilometer dari perairan Pacitan. Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko menjelaskan, sesuai data yang diperoleh, gunung tersebut memiliki tinggi 2.300 meter dari dasar laut. Diameternya sekitar 10 kilometer. Adapun kedalamannya antara 3 hingga 4 kilometer dari permukaan air.
"Sedangkan untuk aktivitasnya masih diteliti," kata Erwin.
Mengutip BIG, Erwin menyebut kemunculan gunung bawah laut merupakan efek tumbukan lempeng Indo-Australia di Samudera Hindia. Analisis itu didapat setelah BIG melakukan survei dan pemetaan. Proses terjadinya pun memakan waktu lama.
"Ibaratnya lantai karena ada desakan lalu ada yang menonjol. Hasil identifikasi para ahli yang paling besar berada di selatan Pacitan," kata dia.(dtt)