Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta Bambang Arianto, menilai pertemuan Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar sebagai pertanda peluang meleburnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dalam Pilpres 2024.
Menurut Bambang, potensi bergabungnya dua koalisi ini besar kemungkinan terjadi. Terlebih lagi bila nanti PDI Perjuangan tetap melaju tanpa menggandeng koalisi di Pilpres 2024.
Tapi perlu diingat bahwa kelemahan dari kedua koalisi ini adalah belum adanya figur yang bisa menjadi pemersatu. Artinya, dari kedua faksi koalisi pasti memiliki calon masing-masing. Disinilah nanti akan ada tarik-menarik kepentingan dan ego antar koalisi.
BACA JUGA: Bubarnya Relawan GP Mania Bisa Memperbaiki Kultur Politik di Indonesia
Oleh sebab itu, bila jadi bergabung akan lebih baik kedua koalisi untuk segera mengusung figur pemersatu dan menurunkan ego masing-masing.
"Menurut saya kedua koalisi ini bisa mengusung pasangan Prabowo dan Airlangga. Tapi apakah mungkin Airlangga bisa menurunkan ego dengan turun menjadi Cawapres?" kata Bambang dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/2/2023).
Hal ini yang perlu ditindaklanjuti lagi. Sebab bila dikalkulasi tentulah elektabilitas Prabowo masih unggul ketimbang Airlangga.
"Bila kemudian kedua koalisi ini bisa mengusung Prabowo – Airlangga, bukan tidak mungkin akan membuat PDI Perjuangan menghadapi lawan berat dalam kontestasi politik 2024," jelas Bambang Arianto.***